Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pembangunan sektor pariwisata di tanah air hingga saat ini belum optimal sehingga harus terus dikembangkan dengan mengikutsertakan semua pihak seperti asosiasi usaha dan pemerintah daerah. "Tindakan konkrit sudah dilakukan tetapi menurut saya masih harus terus kita tingkatkan. Saya masih lihat belum optimalnya yang kita lakukan dalam pengembangan pariwisata di seluruh tanah air. Saya minta jajaran Kementerian Budaya dan Pariwisata mengajak asosiasi usaha wisata, meski begitu pengembangan pariwisata memang perlu didukung dengan sektor-sektor lain," kata Presiden dalam pembukaan rapat koordinasi nasional kebudayaan dan pariwisata di Istana Negara Jakarta, Selasa. Menurut Presiden, sektor pariwisata Indonesia sejak terjadinya krisis terus mengalami kemunduran dan hingga saat ini belum mampu untuk diangkat kembali, untuk itu perlu dukungan sektor-sektor lain guna mengembalikan kemajuan sektor pariwisata, seperti sektor transportasi, keamanan, infrastruktur dan kebudayaan. "Kemudahan visa, jangan dipersulit, kalau bisa mudah kenapa dipersulit. Infrastruktur di daerah-daerah harus dibangun, karena kalau usahanya berkembang yang untung daerah itu juga. Industri penyeimbang seperti kerajinan tangan juga harus dikembangkan. Keamanan, juga harus ditingkatkan. Budaya ramah. Indonesia memiliki mitos bangsa yang santun, yang ramah. Saya lihat akhir-akhir ini menurun," katanya. Dikatakan presiden, prospek dan potensi pariwisata Indonesia sangat besar untuk dapat mendukung perekonomian nasional, karena kekayaan alam dan kekayaan budaya Indonesia sangat banyak dan tidak kalah dengan negara lain. "Apa yang tidak ada di negara kita? Peninggalan sejarah, budaya masa lalu, purbakala, tidak saja diamankan, dilestarikan, dan dikembangkan tetapi kenapa kita tidak munculkan. Jangan disimpan potensi ini. Media massa juga harus menampilkan itu semua, tolong angkat yang baik-baik sehingga dunia melihat Indonesia ada indahnya tidak semua rusuh, jelek, penyakitan, bencana alam dan lain-lain," katanya. Menurutnya, kondisi geologis Indonesia yang rawan bencana sebenarnya juga bisa dijadikan daerah kunjungan wisata yang menarik seperti gunung berapi, letusan lumpur dan lain sebagainya. "Kalau saya lihat discovery dan national geographic, ribuan orang datang hanya melihat `blekutuknya` air di kawah, kita tidak kurang masalah itu. Mari kita cerdas, kreatif dan inovatif karena potensi kita besar dan bisa dipergunakan untuk kemakmuran rakyat," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007