Taipei (ANTARA News) - Terduga bom pipa, yang melukai 25 penumpang, di kereta Taiwan adalah peledak buatan dan dinilai tidak terhubung dengan komplotan teror, kata polisi setempat pada Jumat.
Peristiwa itu, yang dikecam Perdana Menteri Taiwan Lin Chuan sebagai "ulah kebencian", terjadi sebelum kereta memasuki stasiun di Taipei, ibukota Taiwan, pada Kamis.
Siaran televisi memperlihatkan sejumlah korban luka bakar di bagian tubuh dan wajahnya tampak terbalut perban dan dibawa ke rumah sakit.
"Penyelidikan awal kami mengesampingkan kemungkinan teror," kata Wang Bao-chang dari kepolisian Taiwan dalam jumpa pers, dengan menambahkan, belum ada pihak menyatakan bertanggung jawab.
Belum ada keteranga menguatkan kecurigaan atas keterkaitan kejadian itu dengan serangan teroris, tambahnya.
Pemerintah tengah memburu satu tersangka, seorang pria berbaju hitam, berusia sekitar 40 tahun.
Sejumlah saksi melihat keberadaan tersangka itu sesaat sebelum ledakan terjadi, terang Wang.
Alat peledak dibuat dari pipa besi sepanjang 47 centimeter (19 inch) berisi bubuk mesiu piroteknik, jelas Wang seraya menunjukkan bagian sisa pipa hitam dengan lakban abu-abu yang ditemukan petugas di lokasi kejadian.
Saat ini petugas belum dapat memastikan bagaimana alat itu diaktifkan, tambahnya.
Namun tas merah cukup panjang, biasa dipakai membawa peralatan mendaki, ikut ditemukan di toilet kereta.
Tas itu diduga digunakan untuk membawa alat peledak tersebut.
(Uu.KR-GNT/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016