Madiun (ANTARA News) - PT KAI Daerah Operasional (Daop) 7 Madiun melibatkan anjing pelacak (K9) guna mengantisipasi gangguan keamanan dan mendeteksi ancaman teroris pascaledakan bom bunuh diri di Mapolresta Solo yang dapat merusak kelancaran arus balik di Stasiun Madiun.
"Anjing pelacak atau K9 yang kami libatkan tersebut merupakan kerja sama PT KAI daop setempat dengan Detasemen C Brimob Madiun. Ada dua ekor anjing pelacak yang disiagakan sesuai kebutuhan," ujar Manajer PT KAI Daop 7 Madiun Supriyanto kepada wartawan, Jumat.
Menurut dia, anjing pelacak tersebut difungsikan untuk mendeteksi barang bawaan penumpang yang berbahaya bahkan yang menjurus ke ancaman teroris. Di antaranya, narkoba, senjata api, dan bahan peledak.
"Diharapkan, dengan dilibatkannya K9, akan memberikan rasa aman terhadap calon penumpang selama masa arus balik lebaran yang rawan tindak kriminalitas di Stasiun Madiun," kata dia.
Selain melibatkan K9, Daop 7 Madiun juga menyiagakan ratusan personel gabungan, baik dari internal polsuska maupun dari pihak polres setempat, TNI AD, TNI AU, dan Brimob guna melakukan pengamanan.
Pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan dan keamanan stasiun. Terlebih volume penumpang yang menggunakan jasa kereta api di wilayah Daop Madiun, khususnya di Stasiun Madiun, pada masa angkutan Lebaran tahun 2016, baik mudik maupun balik, diprediksi meningkat dari tahun lalu.
Data Humas PT KAI Daop 7 Madiun mencatat, volume penumpang selama masa angkutan Lebaran tahun 2015 yang berlangsung selama 22 hari, mencapai 225.429 orang. Jumlah itu diperkiarakn akan meningkat menjadi 234.429 penumpang di tahun 2016.
Sementara, puncak arus balik di wilayah Daop Madiun diprediksi akan terjadi pada tanggal 10 Juli 2016 mendatang.
"Pada H+1 lebaran kali ini, rata-rata penumpang yang naik dari Stasiun Madiun tujuan sejumlah kota besar mencapai 4.000 orang," tambah Supriyanto.
Jumlah tersebut naik signifikan jika dibandingkan jumlah penumpang yang naik atau berangkat dari Stasiun Madiun pada moamentum biasa yang hanya sekitar 2.000 orang per hari.
Pewarta: Louis Rika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016