"Meskipun tidak ada pak Husni, saya kira para pemimpin di KPU bisa menyelesaikan tugas sampai periode ini berakhir pada 2017," katanya setelah menghadiri upacara pemakaman Husni Kamil Manik di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam kepemimpinan KPU yang kini hanya terdiri dari enam komisioner yakni Sigit Pamungkas, Ida Budiati, Arief Budiman, Ferry Kurnia Rizkiansyah, Hadar Navis Gumay, dan Juri Ardiantoro.
Jika diperlukan, kata dia, akan dilakukan pemungutan suara untuk memilih pimpinan KPU sementara untuk mengantisipasi terjadinya kebuntuan (dead lock) dalam pengambilan keputusan.
"Saya kira tidak usah dikhawatirkan toh nanti kita bisa melakukan dialog," kata Teten.
Pemerintah telah menyiapkan segala sarana prasarana, termasuk logistik dan undang-undang untuk menjamin kelancaran pilkada 2017.
"Kalau persiapan-persiapan itu hampir sudah selesailah dari segi anggaran, segi kerja sama KPU dengan Kementerian Dalam Negeri juga sudah cukup baik," ujar Teten.
Husni Kamil Manik meninggal dunia karena infeksi akut. Infeksi tersebut berasal luka di kaki yang tidak kunjung sembuh akibat penyakit diabetes yang dideritanya.
Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, pada Kamis (7/7) sekitar pukul 21:10 WIB dengan meninggalkan seorang istri, Endang Mulyani, serta tiga anak yakni Afif, Abid, dan Aisyah.
Husni Kamil lahir di Medan, Sumatera Utara pada 18 Juli 1975 dan menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum sejak 12 April 2012.
Pewarta: Yashinta Difa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016