Yogyakarta (ANTARA News) - Manajemen Gembira Loka Zoo Yogyakarta Menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke kebun binatang itu mencapai 150.000 orang selama masa libur Lebaran 2016.
Humas Gembira Loka Zoo (GL Zoo) Khrisyanto Agung Wibowo di Yogyakarta, Kamis, mengatakan pada hari pertama Lebaran kunjungan mencapai 3.425 orang dan terus meningkat menjadi 13.000 orang pada H+1 Lebaran.
"Kami lihat tren kunjungan masih akan terus meningkat hingga H+4 Lebaran nanti," kata Agung.
Menurut dia, pada Lebaran tahun ini manajemen kebun binatang terbesar di Jateng/DIY itu mendesain khusus suasana kebun binatang itu dengan tema "Pulang Kampung". Tema itu diwujudkan dengan menggambarkan situasi seperti di perdesaan.
"Suasananya pokoknya seperti tempo dulu, ada hiasan tampah, kreneng, serta rumah wayang. Pengunjung seperti nostalgia ke masa lalu," kata dia.
Manager Marketing dan Pengambangan GL Zoo Agnes Armi mengatakan mengakui meski pada H+1 Lebaran kunjungan meningkat menjadi 13.000 orang, namun trennya menurun jika dibandingkan Lebaran 2015 yang mampu mencapai 15.000 orang pada periode yang sama.
"Trennya menurun jika dibandingkan tahun lalu, kemungkinan bisa disebabkan karena telah didahului dengan libur sekolah," kata dia.
Delapan unit transportasi keliling (Taring) yang dioperasikan mengitari jalur pengunjung di kebun binatang itu tak pernah sepi mengangkut pengunjung ke wahan yang dituju.
Beragam wahana permainan seperti All Train Vehicle (ATV), Speedboad, kolam tangkap, terapi ikan, gajah dan unta tunggang, becak air, perahu senggol dan gethek air yang ramai dimanfaatkan pengunjung.
Selain itu, para pengunjung juga berkesempatan menyaksikan feeding time yakni saat petugas memberi makan satwa simpanse, ular, harimau, dan ikan Arapaima Gigas di aquarium besar.
Sementara di Taman Burung, para pengunjung menyaksikan lebih dari 100 jenis burung, seperti burung penguin, elang, lory, cendrawasih, pelikan, pecuk hitam dan jenis burung eksotis lainnya.
"Selama libur Lebaran ini pengunjung juga disuguhi kesenian musik anglung, kesenian Jawa "klonengan", serta tarian-tarian seperti Jathilan," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016