Serangan atas posisi polisi itu dekat dengan sebuah kawasan tempat sekitar 200.000 orang berkumpul untuk melaksanakan shalat di kota Kishoreganj, sekitar 140 km sebelah baratlaut Dhaka, ibu kota Bangladesh, kata Zillur Rahman, administratur distrik.
Dikatakan dia, dua penyerang dibunuh. Para militan menyerang polisi dengan "senjata tajam" setelah granat-granat meledak, kata Mohammad Azimuddin Sheikh, seorang pejabat lain di distrik itu.
Rahman mengatakan situasi terkendali setelah serangan itu.
"Kami masih mencari penjahat-penjahat lainnya tetapi setelah insiden itu, pelaksanaan shalat berjalan damai dan kami meminta para jamaah untuk pulang," kata Rahman.
Kekerasan terjadi kurang sepekan setelah para militan membunuh 20 orang, sebagian besar warga negara asing, dalam suatu serangan atas rumah makan di Dhaka yang diklaim ISIS.
Serangan itu salah satu yang terburuk di Bangladesh, tempat Al Qaeda dan ISIS telah mengklaim para anggota mereka pelaku serangkaian pembunuhan kaum liberal dan para anggota minoritas agama tahun lalu.
Pemerintah telah menolak pengumuman itu dan menyatakan kekerasan dilakukan orang-orang setempat.
Setelah serangan pekan lalu, ISIS meperingatkan kekerasan akan berlanjut hingga hukum Islam ditegakkan di seluruh dunia, dengan menyatakan dalam sebuah video bahwa serangan Dhaka hanyalah suatu tes dari apa yang akan terjadi.
Ramadhan berakhir pekan ini dengan perayaan Idul Fitri di seluruh dunia Muslim. Pekan lalu satu ledakan mengguncang Mesjid Nabawi, salah satu tempat suci Islam, di Arab Saudi, juga ledakan dengan 200 korban tewas di Baghdad, yang semuanya diakui ISIS alias Daesh sebagai pekerjaan mereka.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016