"Khusus Lebaran pertama kami selalu menyajikan lontong sayur yang ditambah dengan mi sanggol, mi bulat menyerupai sanggol (sanggul) wanita berkebaya," kata Hatijah, ibu rumah tangga di Desa Tebas, Kecamatan Tebas, Rabu.
Ia menjelaskan, lontong sayur khas Melayu Sambas itu, berbeda dengan lontong pada umumnya sebab terdiri atas sayur kacang, nangka, sawi kol, wortel, daging sapi atau ayam, dan mi sanggol.
"Dengan ditambah mi sanggol, rasanya semakin nikmat, atau ketika dimakan sedikit lembut karena ada nuansa mi dalam lontong sayur tersebut," ungkapnya.
Menu Lebaran pertama itu, khusus dihidangkan untuk sanak keluarga yang bersilaturahim, selain kue lapis khas Sambas.
"Kalau Lebaran tanpa lontong sayur dan kue khas, maka nuansa Lebarannya tidak akan terasa," kata ibu tiga anak tersebut.
Sementara itu, Aton warga Desa Sempalai, Kecamatan Tebas juga menyatakan, pihak juga selalu menyediakan lontong sayur dan kue lapis belacan, dodol, dan kue ratih dalam menjamu tamu Lebaran.
Menurut dia, umumnya masyarakat Melayu Sambas memang sudah terbiasa menghidangkan kue lapis dalam menjamu tamu-tamunya yang bersilaturahim merayakan Lebaran.
"Kue kering paling-paling satu dua macam saja. Tetapi, kue lapis bisa lebih dari empat macam," ungkap ibu tiga anak tersebut.
Sementara itu, pengamat Budaya Sambas, A Muin Ikram menyatakan, tradisi menghidangkan lontong sayur dan kue lapis khas itu mulai ditinggalkan generasi sekarang yang lebih menyukai kue kering yang dulu tidak dikenal oleh masyarakat Sambas, katanya.
Pewarta: Andilala
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016