Jakarta (ANTARA News) - Baru-baru ini ada informasi di dunia maya dan sejumlah pemberitaan, bahwa 12 pemudik meninggal di tengah kemacetan parah arus mudik di tol Pejagan-Brebes, Jawa Tengah, Senin lalu. Penyebab kematian pemudik ini diluruskan Kementerian Kesehatan.


Namun demikian, tetaplah mewaspadai hal-hal yang bisa membahayakan keselamatan pengendara dalam kemacetan lama dan panjang. Dilaporkan kemacetan di jalur Pejagan-Brebes, Jawa Tengah, hingga belasan jam dan banyak kendaraan yang kehabisan BBM di dalam jalan tol itu. 


Tentang jumlah korban dan penyebab kematian itu, Kementerian Kesehatan menyatakan, 13 (bukan 12) orang yang diberitakan meninggal dalam perjalanan mudik di Brebes, Jawa Tengah, bukan karena kemacetan.

Menurut laporan yang diterima, para pemudik itu terjadi dalam tiga hari, sejak 3 hingga 5 Juli 2016, di berbagai tempat dan dengan berbagai faktor risiko.

"Bukan akibat macet dalam satu hari dan satu tempat yang sama seperti diberitakan sejumlah media," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi, dalam siaran pers, di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, menjelaskan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab korban meninggal antara lain kelelahan dan kekurangan cairan.

Kondisi terkait kesehatan dan kebugaran itu dapat berakibat fatal terlebih bagi kelompok rentan, yaitu anak-anak, orang tua, dan pemudik dengan penyakit kronis (hipertensi, diabetes, jantung). 


Jika kekurangan cairan maka darah semakin kental dan menyebabkan ginjal bekerja lebih keras sehingga penderita penyakit dan kelainan ginjal bisa lebih beresiko.

"Ditambah lagi kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian AC terus menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO2," kata Yurianto. Tubuh memerlukan oksigen yang terkandung 79 persen dalam atmosfer normal. Oksigen ini juga diperlukan otak untuk tetap bisa bekerja baik. 

Untuk mencegah agar kejadian serupa tidak terulang, Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat yang akan menjalani perjalanan jauh selama arus mudik dan balik Lebaran, agar selalu menjaga kesehatan dan mengutamakan keselamatan.

Saat ini Kementerian Kesehatan telah menyiagakan 3.583 sarana kesehatan yang terdiri dari 870 posko kesehatan, 2.000 puskesmas, 371 rumah sakit, dan 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

"Bila lelah, mengantuk, atau merasa kurang prima, para sopir atau pemudik bisa manfaatkan fasilitas ini. Setelah segar, perjalanan dapat dilanjutkan," kata Primadi.

Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan layanan darurat medik 119 yang dapat digunakan masyarakat untuk mendapat pertolongan kesehatan.

"Kalaupun ambulans belum tiba, operator akan memandu tindakan emergensi apa yang dapat dilakukan keluarga, kerabat atau pemudik yang sakit. Dengan demikian kejadian yang tidak diharapkan dapat diminimalisasi," kata dia.  

Sebelumnya, dikabarkan sebanyak 12 pemudik meninggal dunia selama terjebak kemacetan di sepanjang ruas Tol Pejagan-Brebes pada Senin (4/7).

Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memprediksi kematian belasan pemudik selama kemacetan tersebut disebabkan kondisi kesehatan pemudik yang kurang baik, selain itu juga mobil ambulans sulit menjangkau lokasi. 


Jika lalu-lintas lancar maka resiko kematian akibat penurunan kondisi kesehatan pemudik bisa lebih rendah. 

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016