Menurut saya korban ini sudah mengidap penyakit sebelumnya."

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan kemacetan parah, seperti yang terjadi Tol Pejagan-Brebes, Jawa Tengah, saat arus mudik Lebaran 2016 tidak mungkin menyebabkan pemudik meninggal dunia.

"Kalau ada yang mengutip, ada yang meninggal karena macet, kok saya baru tahu itu seumur hidup saya. Begini, kalau tidak mengidap penyakit sebelumnya, saya kira tidak akan meninggal. Masa iya kemacetan bisa menimbulkan orang meninggal, kan tidak mungkin," katanya saat menghadiri silaturahim Idul Fitri 1437 Hijriyah di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu.

Menurut Jonan, pemudik yang dikabarkan meninggal dunia pada saat terjebak kemacetan itu kemungkinan telah memiliki riwayat penyakit sebelumnya sehingga keadaan penat pada kondisi kemacetan menambah parah penyakitnya.

Jonan menganalogikan kondisi fisik seseorang yang menjalani puasa dengan yang terjebak kemacetan selama 12 jam.

Menurut dia, orang sehat ketika menjalani puasa lebih dari 12 jam tetap baik-baik saja, apalagi ini hanya duduk di dalam mobil menunggu kemacetan terurai selama 12 jam.

"Ada yang bilang kena macet 12 jam, nah kalau puasa itu berapa jam? Saya kira lebih dari 12 jam dan buktinya tidak apa-apa juga. Ini cuma duduk-duduk saja. Menurut saya korban ini sudah mengidap penyakit sebelumnya," demikian Jonan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memperkirakan bahwa meninggalnya belasan pemudik selama kemacetan di Tol Pejagan-Brebes karena kondisi kesehatan pemudik yang kurang baik, selain itu mobil ambulans sulit menjangkau lokasi penderita.

Seorang pemudik meninggal dunia karena diduga mengalami kelelahan setelah terjebak dalam kemacetan parah arus mudik Lebaran 2016 di pintu Tol Brebes Timur, Senin (4/7).

"Kami sudah berusaha menolong menyelamatkan nyawa Ibu Suharti (50) yang kelelahan, tapi tidak berhasil," kata Ketua Bidang Kepanduan dan Olahraga Dewan Perwakilan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Jawa Tengah, Amir Darmanto, saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Selasa malam (5/7).

Menurut dia, setelah turun dari bus Sumber Alam dengan tujuan ke Yogyakarta, korban sempat singgah di Pos Komando (Posko) Mudik PKS Kabupaten Brebes untuk buang air kecil. Namun sebelum masuk toilet, korban pingsan.

"Mengetahui hal itu, tim kesehatan dan kepanduan kami di posko mudik dengan sigap langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa ke puskesmas karena kondisi korban yang kritis," ujarnya.

Sesampainya di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat setelah menerobos kemacetan, menurut dia, ternyata korban telah meninggal dunia.

"Kami berusaha semampu kami, tapi ternyata Allah mencintai beliau di bulan penuh berkah in,i dan tadi pagi jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka di Yogyakarta," katanya.

Terkait dengan itu, Amir mengimbau para pemudik agar mempersiapkan diri sebaik mungkin guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika mengalami kemacetan selama dalam perjalanan mudik ke kampung halaman masing-masing.

"Kemacetan lalu lintas yang parah rawan menyebabkan dehidrasi bagi para pemudik," ujarnya menambahkan.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016