Bangkok (ANTARA News) - Istri perdana menteri tergusur Thailand, Thaksin Shinawatra, kemarin, dikenai tuduhan menghindari pajak dan hal itu menjadi kasus kriminal pertama terhadap keluarga tersebut sejak kudeta enam bulan lalu. Pojaman Shinawatra dan saudara tirinya, Banpot Damapong, serta sekretaris pribadinya, Kanchanapa Honghern, dituduh melakukan penghindaran pajak dan sumpah palsu, kata petugas pengadilan. Kasus yang dapat menyebabkan ketiganya meringkuk di penjara itu diawali pada 1997 ketika Pojaman dan saudara tirinya menjual saham di "Shinawatra Computer and Communications", yang kemudian menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar Thailand yaitu Shin Shin Corp. Tuduhan itu tidak terkait dengan penjualan Shin Corp ke Temasek Holdings milik Singapura, yang menyebabkan protes di jalanan dan bahkan memicu kudeta pada September. Ketiga tersangka itu dibebaskan dengan jaminan masing-masing sebesar lima juta baht (sekitar 150 ribu dolar AS), kata pengacara mereka, Noppadon Pattama. "Kami yakin mendapatkan keadilan dalam persidangan," kata Noppadon. "Kami siap membuktikan ketidakbersalahan di pengadilan," kata presiden tersebut. Pojaman mengenakan pakaian kuning saat menuju pengadilan pidana -- warna itu berarti penghormatan bagi raja -- dan tidak berbicara sebelum atau ketika masuk pengadilan. Sekitar 100 polisi berjaga di sekitar pengadilan tersebut, sementara sekitar 20 pendukungnya mengenakan mawar merah dan memasang spanduk bertuliskan "Mereka tidak bisa melakukan apapun terhadap Thaksin, jadi mereka mengejar istri dan anak-anaknya." Saudara tiri Pojaman telah diperintahkan oleh komite anti korupsi untuk membayar sebesar 546,12 juta baht (sekitar 16 juta dolar) untuk pajak atas penjualan 4,5 juta lembar saham, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007