Jakarta (ANTARA News) - Lontong sayur, roti jala, dan gulai kambing menjadi hidangan Hari Raya Idul Fitri di Berlin yang dirayakan masyarakat Indonesia sehari sebelum sanak saudaranya di Tanah Air merayakan hari kemenangan bagi umat Islam pada Rabu, 6 Juli ini.
Perayaan idul fitri di Berlin mengikuti hasil kesepakatan organisasi-organisasi Islam di Jerman yang menetapkan bahwa 1 Syawal 1437 H jatuh pada Selasa, 5 Juli, demikian Sekretaris Satu KBRI Berlin, Fattah Hardiwinangun kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Lebih dari seribu orang Indonesia yang terdiri dari para pelajar, mahasiswa, dan keluarga Indonesia yang tinggal di Berlin, bersama sebagian warga muslim Jerman, penuh semangat mengumandangkan Takbir berulang kali di Aula KBRI Berlin.
Momen kemenangan setelah satu bulan berpuasa yang dimanfaatkan untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan kawan dan sanak saudara merupakan saat bahagia bagi masyarakat Indonesia yang merantau diberbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Berlin. Mereka juga tekun mendengarkan khotbah Idul Fitri yang dibawakan oleh Ustadz Hartanto Saryono yang bertemakan "Lima Pesan Ramadhan".
Ustadz yang juga pendiri Pusat Pendidikan Al Quran "Rumah Tajwid" dalam khotbahnya menyebutkan setidaknya ada lima pesan yang dapat kita ambil dari ayat perintah puasa, yaitu menjaga keimanan dimana ibadah dan akhlak keseharian kita adalah indikator keimanan, mengubah sikap dan adab dimana puasa diharapkan melembutkan hati dan meluruskan adab-adab kita terhadap sesama, menjaga diri agar kita tidak serakah terhadap dunia, mengikuti ahli kebaikan dan takwa.
Acara Shalat Ied pada pagi hari dilanjutkan dengan acara halal bi halal masyarakat Indonesia di Berlin dengan Duta Besar RI Berlin Dr. Ing Fauzi Bowo beserta Ibu Sri Hartati Bowo. Suasana keakraban dan kekeluargaan ini tidak lengkap dan mencicipi kuliner khas Lebaran Indonesia mereka rindukan, seperti rendang, lontong sayur, roti jala, dan gulai kambing.
Dalam suasana idul fitri ini, Dubes Fauzi Bowo berpesan kepada para perantau Indonesia di negara Republik Federal Jerman bahwa inti dari silaturahim ini adalah untuk menjaga persatuan dan kesatuan, baik dari masyarakat Indonesia, baik sesama Muslim maupun lebih luas, dan untuk menjaga citra positif bangsa Indonesia.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016