Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan agar dijalin kerja sama global untuk mengatasi masalah-masalah dunia, terutama persoalan lingkungan hidup yang terancam oleh perubahan iklim dunia akibat pemanasan global. Pernyataan itu disampaikan Presiden pada saat staf ahli Perdana Menteri Inggris Sir Nicholas Stern menyajikan pemaparan mengenai dampak ekonomi dunia akibat perubahan iklim di Istana Bogor, Senin petang. Presiden menjelaskan, kerja sama antara negara-negara maju dan berkembang sangat diperlukan untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan hidup terutama dalam soal pendanaan. "Dibutuhkan `fund sharing` antara negara maju dan berkembang untuk atasi masalah ini. Indonesia sendiri bertekad untuk membangun perekonomiannya tanpa merusak lingkungan hidup," katanya. Presiden menambahkan, luas wilayah Indonesia sangat besar sehingga tidak mungkin biaya penyelamatan lingkungan ditanggung sendiri dan memerlukan bantuan pihak lain seperti dengan program `debt to environment swap` dari pinjaman luar negeri. "Saya harap komitmen negara-negara maju untuk menjaga lingkungan bisa diwujudkan dengan mengalirkan dana ke negara-negara lain. Begitu juga perusahaan-perusahaan energi besar seperti BP, Exxon dan Shell yang punya komitmen menjaga lingkungan hidup," katanya. Presiden juga mengatakan Indonesia benar-benar bertekad untuk bisa mewujudkan kerja sama global ini, karena dampak perubahan iklim benar-benar sangat terasakan di Indonesia dengan banyaknya bencana alam. "Mari kita berbagi respon dan sumber daya kita untuk pecahkan masalah ini," katanya. Menanggapi usulan presiden itu, Stern menyatakan gagasan itu sangat baik dan perlu dipertimbangkan untuk bisa diwujudkan bersama-sama. "Tetapi untuk `sharing` dana itu bisa dilakukan dengan pihak-pihak swasta meski sejumlah negara seperti Inggris, Amerika Serikat dan China sudah memiliki anggaran untuk membantu perbaikan lingkungan hidup global," katanya. Sebelumnya, dalam pemaparan penelitiannya mengenai dampak dari perubahan iklim akibat pemanasan global, Stern menjelaskan dampak perubahan iklim ini harus ditangani bersama baik oleh negara maju dan negara berkembang. "Indonesia juga harus ikut dengan memperbaiki hutan-hutannya yang merupakan sumber karbondioksida dunia," katanya. Menurutnya, respon dan aksi untuk menyelamatkan lingkungan dunia harus segera dilakukan untuk mencegah bertambah parahnya kerusakan alam di muka bumi yang membahayakan kehidupan umat manusia. Hadir dalam acara yang dipimpin Menko Perekonomian Boediono itu Wapres Jusuf Kalla dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007