Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin, dia mengatakan dengan teknologi yang ada saat ini dan kemampuan pakar-pakar di bidang terkait maka kalender Hijriyah tersebut dapat disusun.
"Memang benar untuk penetapan hari-hari penting tersebut perlu ke hati-hatian, akan tetapi� ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta banyaknya pakar muslim yang sangat mumpuni dalam bidang astronomi. Menurut saya, umat islam Indonesia sudah mampu menghitung secara akurat tibanya hari-hari raya Islam beberapa tahun sebelum jatuhnya hari penting tersebut" katanya.
Penyusunan kalender Hijriyah itu melalui sidang itsbat sehingga dapat didiskusikan dan dipahami oleh seluruh komponen umat Islam di tanah air.
Ia mengatakan, dengan hal itu maka sidang itsbat tidak digelar tahunan, seperti yang biasa dilakukan jelang tibanya hari-hari penting.
Dengan demikian, lanjut Mudjahid, pada H-1 hari raya islam, Menteri Agama hanya mengingatkan dan mengukuhkan kembali tibanya hari tersebut, tanpa harus melakukan sidang itsbat lagi.
Menurut Politisi F-Gerindra ini, dengan penetapan seperti itu, dapat menghemat energi, terutama energi psikologis ketika berbeda pendapat dalam sidang itsbat tiap tahun.
Umat Islam juga menjadi terdepan dalam pengembangan iptek termasuk dalam bidang astronomi.
Ia mengatakan meski perbedaan pandangan merupakan bagian dari dinamika dalam kehidupan beragama namun dia menilai kesamaan pandangan akan lebih baik.
Pewarta: Panca Prabowo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016