Jakarta (ANTARA News) - Kunci agar aman berkendara di jalan tol terutama saat musim mudik seperti saat ini ialah mengatur kecepatan kendaraan dengan tepat, menurut konsultan mengemudi dari Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu.
"Di jalan tol, manajemen kecepatan harus dikuasai, yang harus sesuai kondisi lalu lintas, kondisi kendaraan. Ketika kondisi itu tidak ideal, maka kecepatan kendaraan harus diturunkan," ujar dia kepada ANTARA News belum lama ini.
Jusri mengingatkan, tingkat fatalitas kecelakaan di jalan tol lebih tinggi dibandingkan jalan raya, salah satunya karena kecepatan kendaraan yang relatif konstan sehingga tingkat kewaspadaan menurun.
"Kecepatan relatif konstan, tingkat kewaspadaan orang menjadi turun, orang mudah mengantuk. Sedetik saja mengantuk sudah cukup kita menabrak bagian belakang truk atau keluar jalur," kata dia.
Agar kewaspadaan terjaga, pengemudi bisa menstimulus kedua matanya, misalnya dengan melirik sesekali ke kiri atau kanan. Bukan sekedar melirik tetapi memahami apa yang dilihatnya misalnya rambu tikungan dan lainnya.
Selain itu, perhatikan faktor keletihan tubuh. Jusri mengatakan, menyetir selama dua jam sudah cukup membuat tubuh menjadi letih, terutama bila tubuh tak bugar. Hal ini bisa diperparah bila pengemudi harus berkendara dengan kecepatan konstan.
"Menyetir selama dua jam jangan pikir tidak letih. Ada yang dinamakan auto behavior sydrome, itu keletihan akibat kurang tidur, lalu adapula keletihan yang disebabkan kecepatan konstan," kata dia.
"Atau karena kebugaran menurun, biasanya sekitar jam 9 pagi hingga jam 15.00. Setelah jam 15.00 biasanya kebugaran meningkat hingga pukul 21.00. Setelah itu turun kembali hingga jam 6 pagi. Itu pola biologis tubuh kita," tambah Jusri.
Hal lain yang tak kalah penting diperhatikan adalah memastikan kondisi kendaraan telah diperiksa dan yakin semuanya dalam kondisi layak jalan.
"Pengemudi yang selalu mengutamakan keselamatan, selain tertib berlalu lintas juga mengemudi secara antisipatif, selalu memeriksa kaca spionnya, mengerti apa yang tertangkap matanya," kata Jusri.
Kemudian memastikan situasi belakang atau samping aman sebelum ia melakukan keputusan sebuah manuver. Saat bahaya di muka muncul, sebelum mengambil keputusan mengerem atau menghindar, tindakan pengemudi yang memahami ia berada di mana adalah memastikan sisi belakang atau sampingnya aman atau tidak, barulah keputusan terbaik dilakukannya.
Terakhir namun tak kalah penting, lanjut Jusri, ialah memastikan diri melupakan sejenak masalah yang sedang dialami dan menghindari melakukan kegiatan lain saat berkendara.
"Jangan terima telpon bahkan berpikir soal masalah yang sedang dialami. Lupakan semua itu ketika mengemudi. Bawa mobil multitasking, kualitas berkendara menjadi tidak sempurna," pungkas dia.
Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016