Kemacetan yang membuat antrean kendaraan mencapai lima meter itu terjadi karena ada pasar tumpah di Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar, saat lalu lintas kendaraan yang melintas mulai padat.
"Kemacetan terjadi timbal balik dengan titik di pasar Koto Baru," kata Katik, seorang pengendara yang berhasil keluar dari kemacetan.
Pengendara lainnya memilih jalur alternatif untuk menghindari kemacetan.
"Kemacetan terjadi cukup panjang, kami terpaksa mengambil jalur alternatif yang melintasi Nagari Pandai Sikek untuk menuju Bukittinggi," ujar Romi.
Titik macet di sepanjang jalur Padang Panjang-Bukittinggi antara lain ada di Rumah Makan Aia Badarun Nagari Aia Angek, pasar tumpah Koto Baru, dan Pasar Padang Lua Kabupaten Agam.
Agar terhindar dari kemacetan di Koto Baru, pengendara dari arah Kota Padang menuju Kota Bukittinggi bisa memanfaatkan jalur alternatif seperti ke Lubuk Basung melalui Danau Maninjau dan Malalak, atau lewat Nagari Pandai Sikek.
Selain itu, Pemudik juga bisa melewati jalur alternatif Sicincin-Malalak menuju Kota Bukittinggi agar terhindar dari kemacetan di di kawasan Silaing, Pasar Koto Baru, dan Padang Luar.
Kawasan Silaing biasanya padat kendaraan saat Lebaran karena merupakan tempat obyek wisata seperti air terjun dan pemandian Lembah Anai. Jalan kawasan itu juga kecil.
Kepolisian Resor Padang Panjang menurunkan tim pengamanan Lebaran Idul Fitri 1437 H yang terdiri atas 253 personel untuk berjaga di pos pengamanan dan lokasi-lokasi yang dianggap rawan gangguan dan rawan macet menurut Kepala Polres Padang Panjang, AKBP Heru Yulianto.
Pos pengamanan ada di Pam Simpang Lapan Kelurahan Bukit Surungan dan Rumah makan Pak Datuk Kelurahan Silaing Bawah di Padang Panjang.
"Sedangkan untuk wilayah Tanah Datar bagain barat yang juga termasuk wilayah hukum Polres Padang Panjang ada tiga titik seperti Pos Pam Lembah Anai, Koto Baru Kecamatan X Koto dan Kubu Kerambil Kecamatan Batipuh," ujarnya.
Selain itu kepolisian juga menyediakan satu Pos Pelayanan di tepi Danau Singkarak, tepatnya kompleks wisata Tanjung Mutiara.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016