Pejagan, Jawa Tengah (ANTARA News) - Sebagian pemudik yang mengendarai kendaraan dari arah Tol Palimanan-Kanci memilih menggunakan jalur alternatif dengan keluar menuju jalur Pantura dan jalur Ketanggungan-Jatibarang demi menghindari kemacetan parah di Tol Pejagan-Brebes.
Di area rihat Tol Pejagan kilometer 229, Senin subuh, beberapa pemudik mengatakan bahwa mereka sudah mendengar kemacetan menuju pintu Tol Brebes Timur yang menimbulkan antrean kendaraan sampai belasan kilometer dan berniat menggunakan jalur alternatif.
"Saya khawatir antrean sampai enam jam lebih, jadi rencana akan ke luar dari Brebes Barat ke arah Ketanggungan. Lebih baik memutar ke Slawi, tapi lebih lancar," kata Surahman, warga Pondok Pinang Jakarta yang akan mudik ke Pekalongan.
Ia mengaku sudah lelah setelah menempuh perjalanan delapan jam lebih dari Jakarta hingga Palimanan dan memutuskan memutar menuju simpang Dermoleng, Ketanggungan, terus ke Jatibarang sampai Slawi.
Pemudik lainnya, Taufik dan Tarum yang akan pulang ke arah Kendal, Jawa Tengah, mengikuti jalur pilihan Surahman.
Dari pintu Tol Pejagan, polisi terlihat sudah mengalihkan sebagian kendaraan ke jalur alternatif Pejagan-Prupuk, walaupun di jalur kendaraan juga hanya bisa bergerak perlahan.
Kendaraan harus antre satu jam lebih dari Simpang Klonengan hingga Ketanggungan, namun tetap bergerak terus sampai Slawi.
Kepadatan juga masih terjadi dari Pejagan ke arah Pantura Brebes-Tegal. Pengendara harus antre sampai satu jam lebih untuk masuk jalur Pantura karena ada sistem buka tutup kendaraan di pertigaan.
Haryono, pemudik asal Lenteng Agung, mengatakan sejak ke luar dari Pejagan pada Senin pukul 02.00 WIB, kendaraanya baru sampai di Kota Brebes dua jam kemudian, padahal jarak kedua tempat itu hanya 15 kilometer.
Menjelang masuk jalur Brebes menuju Tegal, kendaraan hanya bisa bergerak dengan kecepatan 10 sampai 20 kilometer per jam dan sesekali harus berhenti.
Di ruas Brebes-Tegal, polisi masih menerapkan sistem contra flow, menggunakan satu lajur dari arah Tegal untuk kendaraan ke arah timur.
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016