Jakarta (ANTARA News) - Memasuki H-5 Lebaran 2016, semarak arus mudik semakin terasa dengan ditandai dengan panjangnya kemacetan di ruas jalan tol serta meningkatnya jumlah penumpang yang memenuhi sejumlah terminal.
Terminal dipadati calon penumpang serta terjadi macet "berjamaah" di sejumlah ruas jalan tol terutama di Brebes Exit yang diplesetkan menjadi "Brexit" hingga terjadi kemacetan panjang sampai 14 kilometer.
Kendati demikian, arus lalu lintas di jalan tol tertolong dengan adanya kebijakan larangan truk masuk ke jalan bebas hambatan tersebut. Seperti di ruas jalan tol dari Bekasi menuju Jakarta, tidak ada truk sehingga pengguna kendaraan leluasa menjalankan kendaraannya.
Kendaraan truk mulai Jumat (1/7) dilarang masuk tol Jakarta-Cikampek, kecuali pengangkut sembako dan bahan bakar minyak (BBM).
Kendaraan truk tidak boleh masuk mulai H-5 sampai H+3 Lebaran, hanya truk BBM dan sembako yang boleh masuk tol," kata Kepala Gerbang Tol Jakarta-Cikampek, Hervian di Cikarang, Sabtu.
Biasanya jumlah kendaran truk yang masuk tol Jakarta-Cikampek berkisar 20 ribu sampai 25 ribu perhari dari truk golongan dua sampai truk golongan lima, katanya.
Ditambahkan, mulai Sabtu telah diberlakukan sistem contraflow di tol Jakarta-Cikampek pada Kilometer 32 sampai Kilometer 41.
"Sistem contraflow sudah mulai diberlakukan karena terjadi puncak arus mudik dari Jumat malam, untuk mengurai terjadinya kemacetan," katanya.
Sebanyak 117.800 unit kendaraan telah memasuki gardu masuk tol Jakarta-Cikampek sejak Jumat (1/7) pukul 18.00 sampai Sabtu pukul 06.00 WIB.
Dan arus balik melalui tol Cikampek-Jakarta diperkirakan berlangsung mulai Jumat (8/7), kata Hervian.
Pada hari biasa jumlah kendaraan melintasi tol tersebut sekitar 80 ribu unit kendaraan perhari.
Kendaraan mobil pribadi dan sepeda motor mendominasi jalur utama arus mudik di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu, atau "H-3" Lebaran 2016.
Berdasarkan pantauan dari jalur utama perbatasan Ampel hingga Pos Pelayanan di Terminal Sunggingan Boyolali hingga pukul 10.00 WIB, menyebutkan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat mendominasi arus balik dan kondisinya padat lancar berjalan pelan-pelan.
Namun, mobil pribadi dan sepeda motor dari arah barat atau Semarang meski berjalan lancar, tetapi pemudik hanya bisa menjalankan laju kendaraannya sekitar 20 hingga 40 kilometer per jam.
Bahkan, kendaraan para pemudik selepas keluar dari perbatasan Boyolali ke timur arah Solo, terjadi antrean panjang sekitar dua kilometer di rambu lampu merah pertigaan Ngasem Colomadu Karanganyar. Namun, kendaraan para pemudik dari arah barat yang mulai padat tersebut tidak sampai terjadi kemacetan.
Menurut Ipda M Zaini selaku perwira jaga di Pos Pelayanan Terminal Sunggingan Boyolali, arus mudik di Boyolali pada "H-3" Lebaran ini, mengalami peningkatan sekitar 20 persen dibanding hari sebelumnya atau "H-4" Lebaran.
Oleh karena itu, polisi didukung sejumlah instansi dan elemen masyarakat yang berjaga di Pos Pelayanan kemudian menutup arus lalu lintas masuk Kota Boyolali untuk menghindari keruwetan di dua titik yakni Pasar Sunggingan dan Pasar Kota.
Menurut M Zaini karena jalur melalui kota ditutup, maka arus kendaraan dari barat (Semarang) dialihkan melalui jalur lingkar utara, sehingga kondisi kini lancar.
"Jalur masuk kota atau Jalan Pandanaran Boyolali, ditutup sejak pukul 10.00 WIB hingga waktu yang belum ditentukan untuk menghindari keruwetan di kawasan pasar," tuturnya.
Cipali
PT Lintas Marga Sedaya (LMS), operator jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mencatat volume kendaraan di tol Cipali pada H-3 telah mendekati prediksi volume puncak arus mudik yang diperkirakan mencapai 65 ribu kendaraan per hari.
Wakil Direktur Utama PT LMS, Hudaya Arryanto mengatakan volume kendaraan dari arah Jakarta yang keluar di gerbang tol (GT) Palimanan pada H-3 (2 Juli pukul 06.00 WIB hingga 3 Juli pukul 06.00 WIB) sebanyak 60.800 kendaraan per hari.
"Angka ini naik sekitar 3 persen dari hari sebelumnya yang tercatat 58.800 kendaraan per hari," kata Hudaya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut Hudaya, pada kondisi normal, volume lalu lintas di tol Cipali dari arah Jakarta ke Cirebon yang keluar dari GT Palimanan rata-rata sebanyak 12.000 kendaraan per hari.
"Walaupun arus lalu lintas di tol Cipali pada umumnya masih terkendali, pada 2 Juli kemarin pihak kepolisian mulai melakukan pengalihan lalu lintas ke GT Sumberjaya (satu gerbang sebelum GT Palimanan) secara situasional," tuturnya.
Hal ini, kata dia, dilakukan untuk mengurangi laju kedatangan dan intensitas kendaraan yang menumpuk di wilayah Brebes.
"Pengalihan ini masih mungkin dilakukan oleh kepolisian hari ini (Minggu, 3/7) tergantung kondisi kepadatan di Brebes," ucap Hudaya.
Sementara itu, pihaknya juga menginformasikan bahwa diskon 20 persen bagi pengguna "e-payment" mulai berlaku hari ini bagi seluruh golongan kendaraan dan seluruh asal-tujuan perjalanan.
Ia menjelaskan di tol Cipali yang terintegrasi dengan ruas Jakarta-Cikampek dan Purbaleunyi, dapat digunakan kartu elektronik dari empat bank (Mandiri, BNI, BRI, dan BCA).
"Sedangkan di ruas Palikanci dan Kanci-Pejagan-Brebes dapat digunakan kartu elektronik dari Bank Mandiri, BNI, dan BRI," ujarnya.
Pihaknya berharap program tersebut akan meningkatkan pemakaian kartu "e-payment" di jalan tol dan akan mempercepat proses transaksi di gerbang tol yang berlaku sampai Minggu (10/7).
Dalam upaya mempercepat transaksi tol di GT Palimanan, pihaknya melakukan dua langkah inisiatif ditujukan untuk kendaraan Golongan I (mobil pribadi dan bus) yang merupakan pengguna mayoritas di saat mudik lebaran dan akan berlaku pada saat puncak arus mudik dari 1-5 Juli.
"Pertama, pembulatan tarif tol ke bawah, khusus untuk pembayaran secara tunai di GT Palimanan untuk kendaraan Golongan I dengan asal perjalanan dari GT Cikarang Utama," ujarnya.
Ia menjelaskan tarif tol kendaraan Golongan I dengan asal-tujuan Cikarang Utama-Palimanan yang normalnya adalah Rp109.500 akan dibulatkan ke bawah menjadi Rp108.000.
"Dengan pembulatan tarif ini, waktu transaksi dapat dipercepat karena tidak diperlukan penanganan koin Rp500," katanya.
Kedua, kata dia, penjualan voucher tol prabayar yang juga ditujukan bagi kendaraan Golongan I dengan asal-tujuan Cikarang Utama-Palimanan.
"Voucher dengan nilai pembulatan Rp108.000 ini dapat dibeli di Rest Area Tol Cipali arah Palimanan (Type A/besar di KM 102 dan KM 166), di Rest Area Tol Jakarta-Cikampek KM 57 serta dapat juga dibeli menjelang gerbang tol Palimanan," tuturnya.
Selain itu, petugas "jemput kendaraan" di gerbang Palimanan akan melakukan penjualan voucher ini di samping menyediakan layanan penukaran uang kecil.
"Voucher berlaku sebagai alat pembayaran di gardu tol seperti halnya uang pas sehingga proses pembayaran tol menjadi lebih cepat," ucap Hudaya.
Jalan tol Cipali sepanjang 116,75 kilometer merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia dan merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa.
Jalan tol Cipali melintasi lima kabupaten di Jawa Barat yaitu Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.
Terminal Rambutan dan Kalideres
Sementara itu, Kepala Terminal Kampung Rambutan Jakarta Emiral August Dwinanto mengatakan jumlah pemudik dari terminal ini mulai meningkat pada H-5 Lebaran 2016, yaitu sebanyak 10.475 penumpang.
"Dari data yang kami catat, pada H-5 (Jumat, 1/7) mulai pukul 08.00 WIB hingga Sabtu (2/7) pagi, jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 10.475 orang," katanya di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan sebanyak 10.475 penumpang yang berangkat itu menggunakan sebanyak 495 bus ke berbagai tujuan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Emiral mengatakan jumlah penumpang di H-5 tahun ini mengalami peningkatan 3 persen dibandingkan 2015 yaitu 10.081 orang.
"Pada H-5 tahun ini dibandingkan 2015 mengalami peningkatan 3 persen, namun yang signifikan pada H-10 tahun 2015 sebanyak 847 orang namun saat ini 20.911 orang atau meningkat 200 persen," ujarnya.
Dia memperkirakan jumlah pemudik akan terus meningkat pada H-4 (Sabtu, 2/7) yaitu sekitar pukul 16.00 WIB-21.00 WIB karena kebanyakan pemudik memilih jam tersebut.
Selain itu, menurut dia, untuk mengantisipasi puncak arus mudik, Terminal Kampung Rambutan telah menyiapkan posko keamanan yang terdiri dari personel TNI, Polri, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dan Satpol PP.
"Untuk keamanan kendaraan penumpang, disiapkan pos uji kelayakan kendaraan bermotor sehingga kalau rekomendasinya tidak layak jalan maka tidak bisa jalan," katanya.
Puncak arus mudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, diperkirakan sudah terjadi pada Sabtu (2/7) malam atau H-4 dengan 3.391 penumpang yang berangkat, atau naik 328 persen dibanding hari reguler di luar Ramadhan dan Lebaran.
"Meskipun naik tinggi, tapi dibandingkan arus mudik tahun lalu, terjadi penurunan," kata Kepala Terminal Antarkota Antarprovinsi (AKAP) Kalideres Revi Zulkarnaen kepada Antara di kantornya, Jakarta, Minggu.
Dia merinci pada H-4 kemarin, mayoritas penumpang atau sebanyak 862 orang berangkat ke Jawa Tengah. Sedangkan, 800 penumpang lainnya berangkat menyeberangi Pelabuhan Merak, menuju Sumatera. Kemudian, sebanyak 738 penumpang menuju Jawa Timur dan 608 penumpang bertolak ke Banten.
"Mereka berangkat dengan 285 bus. Total bus terbanyak yang berangkat pada musim arus mudik ini," ujar dia.
Sebagian besar penumpang, menurut dia, berangkat pada siang menjelang malam. Pada puncak arus mudik kemarin, sebanyak 1.621 penumpang atau 50 persen dari total penumpang pada H-4 berangkat dari Kalideres pada pukul 13.00 WIB hingga 19.00 WIB.
Jika dibandingkan hari biasa di luar Ramadhan dan Lebaran, jumlah penumpang yang berangkat meningkat 200-300 persen pada arus mudik ini.
Untuk memastikan kenyamanan penumpang, Revi mengklaim pihaknya sudah meningkatkan layanan fasilitas umum dan transportasi yang memadai bagi penumpang sesuai komitmen bersama yang disepakati 10 Kepala Terminal AKAP DKI Jakarta menjelang persiapan arus mudik dan balik Lebaran 2016, Juni lalu.
"Komitmen itu salah satunya seperti, untuk penumpang, adanya ruang tunggu yang jauh dari sirkulasi kendaraan, dan tindakan untuk memastikan semua penumpang memiliki tiket," ujar dia.
Lebih lanjut, Revi mengatakan, dibandingkan arus mudik 2015, jumlah penumpang yang berangkat, memang menurun. Sebagai gambaran pada H-4 Lebaran 2015 saja, jumlah penumpang yang berangkat mencapai 4.675 dengan 418 bus.
"Penurunan ini saya perkirakan memang karena banyaknya mudik bersama yang digelar perusahaan swasta dan juga pemerintah, serta BUMN," ujar dia.
Selain banyaknya mudik bareng, menurut Revi, banyak penumpang yang beralih moda transportasi dari bus ke kereta dan pesawat.
Meskipun terjadi penurunan jumlah penumpang, Revi mengatakan pihaknya akan melaporkan ke Dinas Perhubungan Jakarta Barat jika ada Perusahaan Otobus (PO) yang menaikkan tarif bus ekonomi melebihi ketentuan yang diatur Kementerian Perhubungan.
Sedangkan untuk bus eksekutif, tarifnya diatur oleh PO Bus mengacu pada mekanisme pasar.
"Jika tarif bus ekonomi melebihi ketentuan, akan ada sanksi pembekuan dari Kementerian Perhubungan," ujar dia.
Hingga saat ini, ujarnya, belum ada laporan penumpang mengenai tarif bus ekonomi yang melebihi ketentuan sesuai Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 64 Tahun 2013 tentang Tarif Dasar Batas dan Batas Bawah AKAP Ekonomi di Jalan dengan Bus Umum.
Di bagian lain, enam bus bantuan telah dikerahkan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang yang terjadi sejak Sabtu (2/7) dan Minggu.
"Banyak bus yang pergi tapi belum kembali karena terjebak macet di jalan, akhirnya banyak penumpang yang akhirnya menunggu," kata Revi
Menurut Revi, kebutuhan bus bantuan mulai meningkat pada Minggu ini, karena sebagian besar bus yang dimiliki Perusahaan Otobus (PO) sudah berangkat pada Sabtu kemarin yang menjadi puncak arus mudik.
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016