Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama dan CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan Garuda Indonesia mampu membukukan keuntungan operasional Rp131 miliar selama periode "low season" bulan Januari - Februari 2007. "Padahal dalam periode yang sama tiga tahun terakhir, termasuk dalam perkiraan perencanaan pendapatan pada 2007, Garuda selalu mengalami kerugian, misalnya pada periode Januari - Februari 2006 yang lalu, Garuda mengalami kerugian sebesar Rp173,9 miliar," kata Emirsyah dalam jumpa pers di Jakarta, Senin. Mengenai perkiraan perkembangan Garuda Indonesia tahun 2007, Emirsyah mengatakan pertumbuhan penumpang sangat terkait dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. "Indonesia tahun ini akan tumbuh, harapan kita juga (Garuda Indonesia) akan tumbuh. Tahun ini kita juga harapkan kita positif akan raih keuntungan," kata Emirsyah. Dia mengharapkan tahun 2007, Garuda Indonesia akan dapat meraih keuntungan bersih sebesar Rp45 miliar. Sementara itu Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Alex Maneklaran, dalam kesempatan yang sama mengatakan Garuda Indonesia mempunyai total utang 748 juta dolar Amerika terdiri atas utang kepada kreditor lokal (BNI dan Bank Mandiri) 145 juta dolar AS, utang kepada ICA untuk pembiayaan pembelian pesawat Airbus 75 juta dolar AS, untuk pengadaan alat simulasi (EBC) 12 juta dolar AS dan FAN sebesar 130 juta dolar AS. Dia mengatakan, dibandingkan pencapaian pada Januari - Februari 2006, Garuda Indonesia dalam periode yang sama tahun 2007 berhasil mencapai berbagai peningkatan dalam pendapatan, jumlah penumpang yang diangkut, isian penumpang (load faktor) serta yield (pendapatan per seat kilometer) setelah melalui berbagai upaya dan langkah konsolidasi yang dilaksanakan. "Dari sisi tingkat isian penumpang, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan Load faktor sebesar sembilan persen yaitu dari 67 persen pada Januari - Gebruari 2006 menajdi 76 persen pada periode yang sama tahun 2007," kata Emirsyah. Pendapatan per seat kilometer (yield) yang diraih Garuda Indonesia selama dua bulan pertama tahun 2007 mencapai 7,4 dolar Amerika atau meningkat delapan persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006 yang sebesar 6,9 dolar Amerika. Sementara itu jumlah produksi Garuda Indonesia dua bulan pertama tahun 2007 menurun sekitar tiga persen, yaitu dari 2,752 juta kursi per kilometer pada dua bulan pertama 2006 menjadi 2,663 juta kursi per kilometer pada periode yang sama tahun 2007. "Namun, dalam dua bulan pertama tahun 2007 Garuda justru mampu meningkatkan jumlah penumpang yang diangkut, yakni sebanyak 1.350 juta penumpang, atau meningkat sekitar sembilan persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006, yakni 1.256 juta penumpang," kata Emirsyah. Salah satu pencapaian signifikan dalam kegiatan operasi penerbangan yang dilaksanakan adalah peningkatan kinerja penerbangan domestik, dan pada dua bulan pertama tahun 2006, jumlah rute domestik yang mampu membukukan laba bersih secara positif hanya tiga rute, sementara pada periode yang sama tahun 2007, melalui berbagai upaya efisiensi dan langkah konsolidasi yang dilaksanakan, jumlah rute domestik yang positif meningkat menjadi 24 rute. "Kita melakukan penataan rute-rute, rute yang berpotensial untuk kita tambah, dan rute-rute yang masih perlu suplai, kita kurangi. Dari toal 26 rute, hanya dua rute saja yang rugi," kata Emirsyah tanpa menjelaskan lebih lanjut dua rute yang merugi tersebut.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007