Bogor (ANTARA News) - Ahli Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Dr Sri Anna Marliyati mengingatkan pentingnya menjaga pola makan dengan gizi seimbang agar kesehatan tetap terjaga setelah Idul Fitri 1437 Hijriah.
"Untuk mengantisipasi agar kondisi kesehatan tetap baik, penting untuk menerapkan gizi seimbang," kata Sri di Bogor, Minggu.
Ia mengatakan, saat Lebaran dan setelah Lebaran makanan yang tersedia biasanya mengandung lemak dan karbohidrat tinggi seperti ketupat, lontong, opor, rendang, sambal goreng hati/ampela. Juga kue-kue dengan kandungan karbohidrat tinggi, terutama kandungan gula, garam yang tinggi seperti kastengels, dan berbagai cemilan ringan lainnya yang tersedia.
"Kita perlu mewaspadai terjadinya kenaikan kadar kolestrol dan lemak tubuh (trigliserida) juga kenaikan kadar glukosa darah. Terutama pada orang yang beresiko terkena penyakit degeneratif seperti gemuk, kolesterol dan darah tinggi, atau penderita jantung koroner, diabetes, dan lainnya," kata dia.
Menurutnya, ada empat prinsip gizi seimbang yakni membiasakan makan beraneka ragam dan minum air putih alam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan, termasuk batasi makanan manis berlemak dan asin. Menjaga kebersihan dan keamanan makanan serta kebersihan diri dan lingkungan.
"Membiasakan hidup aktif dan berolahraga teratur," katanya.
Ia mengatakan, agar tetap sehat perlu mempertahankan berat badan ideal dalam prinsip gizi seimbang yang dimaksud beraneka ragam selain keankaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makan yang seimbang dalam jumlah cukup tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.
Pada suasana lebaran, lanjutnya, banyak makanan yang lewat, prinsip ini sebaiknya tetap diterapkan, sehingga tidak mengakibatkan kolesterol darah naik dan berat badan bertambah setelah lebaran karena konsumsi makanan yang tidak terkontrol.
"Mengonsumsi sayuran dianjurkan dalam gizi seimbang yakni tiga sampai empat porsi (3-4 mangkuk) dan dua sampai tiga porsi. Konsumsi sayur dan buah mencukupi akan memberikan asupan vitamin dan mineral yang cukup sehingga tubuh tetap sehat. Sayur dan buah memberikan asupan serat pangan yang bermanfaat untuk kelancaran saluran pencernaan, tidak mudah simbelit," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Sri, pola minum juga harus diperhatikan, baik jumlahnya (sekitar delapan gelas sehari) dan kebersihannya. Sumber air minum yang digunakan harus jelas, dimasak terlebih dahulu. Jika mengkonsumsi air dalam kemasan perlu diperhatikan merk dan keterangan lainnya yang ada dalam kemasan atau terjamin keamananya.
"Jumlah air yang dikonsumsi sangat penting untuk diperhatikan, sehingga tubuh kita tidak mengalami dehidrasi, selain itu asupan air yang cukup juga membantu kelancaran saluran pencernaan," katanya.
Sri menambahkan, saat atau setelah lebaran harus diingat untuk tetap menjaga pola makan dengan prinsip gizi seimbang. Makan makanan manis, berlemak dan asin boleh saja, tetapi jumlahnya harus dibatasi. Pada tumpeng gizi seimbang asupan gula maksimum empat sendok makan sehari, garam satu sendok teh sehari, minya lima sendok makan sehari.
"Menjaga kebersihan dan keamanan makanan, dan kebersihan diri serta lingkungan harus selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Sri kembali mengingatkan, saat lebaran biasanya makanan tidak sekaligus habis, sehingga dihangatkan berulang kali. Sehingga perlu diperhatikan saat memanaskan makanan, sebaiknya sampai mendidih agar mematikan kuman yanga mungkin sudah tumbuh.
"Selain itu juga diharapkan tetap membiasakan hidup aktif dan berolahraga teratur. Gunakan waktu lowong, misalnya pada pagi hari untuk berolahraga (jalan pagi) sambil refreshing menikmati alam pedesaan di kampung halaman, selain itu harus kontrol berat badan juga harus dilakukan agar tetap sehat," katanya.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016