Merak (ANTARA News) - Antrian panjang kenderaan pemudik terjadi selepas Pintu Toll Merak menuju pelabuhan penyeberangan masih terjadi hingga pukul 10.00 WIB, Minggu, menunjukkan antusias warga untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga di Sumatera.
Sebelumnya, pemudik harus menempuh waktu hingga tujuh jam (dari Sabtu tengah malam hingga Minggu pagi) dari pintu tol Merak hingga naik ke atas kapal penyeberangan
Sebenarnya, laju kendaraan di jalan tol dari Jakarta menuju Merak terlihat sangat lancar, bahkan cenderung sepi. Sejumlah pengemudi memanfaatkan pembelian tiket kapal ferry di rest area kilometer 43 dan km 66 agar tidak antri masuk kapal.
Seperti perkiraan sejumlah petugas, Jumat malam, Sabtu dan Minggu, masih menjadi waktu favorit bagi para pemudik untuk mulai pulang ke kampung halaman.
Namun hal berbeda setelah keluar pintu tol. Dampaknya, antrian panjang tidak terlewatkan seperti yang terjadi sejak Jumat malam hingga Minggu pagi. Diperkirakan antrian panjang akan terjadi hingga Senin subuh.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperkirakan penggunaan kapal penyeberangan akan mengalami kenaikan 13 persen, truk sebanyak 4 persen, sepeda motor 5 persen, mobil kecil 8 persen, dan bus sebanyak 5 persen.
Jumlah total penumpang diperkirakan mencapai lebih dari 1 juta orang, sedangkan total jumlah kendaraan mencapai lebih dari 200 ribu unit kendaraan yang akan diseberangkan tahun ini.
Berdasarkan data ASDP, jumlah trip kapal akan naik 2 persen, dari 1.566 trip pada tahun lalu menjadi 1.597 trip tahun ini. Prediksi adanya lonjakan pengguna jasa ini harus diantisipasi semaksimal mungkin.
Dari data Antara, tahun-tahun ke depan jumlah penggunaan kenderaan dari Jawa-Sumatera dan sebaliknya akan terus melonjak seiring dengan semakin baiknya perekonomian dan infrastruktur jalan di kedua pulau.
Pemerintahan Jokowi-JK memprioritaskan pembangunan jalan toll trans Jawa dan toll trans Sumatera. Kondisi ini menjadikan keberadaan Jembatan Selat Sunda tidak terelakkan lagi.
Pemerintah dan swasta sudah saatnya mewujudkan jembatan tersebut yang sudah di rencanakan sejak pemerintahan Soekarno itu agar drama antrian panjang tidak terulang lagi.
Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016