Antrean arus mudik kali ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya, karena antrean pada Sabtu (2/7) malam atau H-4 mencapai 14-15 kilometer.
Polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga di sekitar antrian panjang tersebut, sehingga pemudik mengikutian antrian dengan tertib dan rapi, tidak ada yang saling mendahului.
Pemudik diklasifikan masing-masing untuk bus, sepeda motor dan kendaraan pribadi. Sedangkan truk yang masih beroperasi meskipun sudah dilarang sesuai surat keputusan Menteri Perhubungan sejak 1 Juli 2016, tidak mendapat kesempatan untuk diseberangkan ke Jawa.
Seorang warga sekitar, Sri, yang rumahnya hanya 20 meter sebelum Pelabuhan Gilimanuk menuturkan, antrean di Pelabuhan Gilimanuk telah terjadi sejak tiga hari terakhir.
Sri, yang pekarangan rumahnya banyak digunakan sebagai tempat istirahat para pemudik pengendara sepeda motor itu menjelaskan, kali ini tidak ada kapal penyeberangan khusus yang mengangkut sepeda motor seperti mudik tahun-tahun sebelumnya.
Tahun sebelumnya, ada kapal penyeberangan yang khusus mengangkut sepeda motor berkapasitas 500-1.000 unit sehingga mampu mengatasi antrian.
"Bahkan banyak pemudik yang antre sejak Sabtu (2/6) hingga sekarang belum mendapat kesempatan menyeberang.
Berdasarkan catatan Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Dishubinfokom) Provinsi Bali di Pelabuhan Gilimanuk disiagakan 52 unit kapal penyeberangan ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur berkapasitas angkut 70.273 penumpang, 20.336 unit sepeda motor dan 7.474 kendaraan roda empat.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016