Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap memberikan data dan fakta baru sepanjang dibutuhkan untuk mendukung rekonsiliasi RI-Timor Leste. "Kami akan berikan data-data, fakta-fakta yang sesuai dengan apa yang dialami prajurit TNI di sana. Jangan sampai, berat sebelah hanya pihak Timor Leste yang berikan data," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, setelah memberikan sambutan pada Kongres Nasional IX Legiun Veteran RI (LVRI) di Jakarta, Senin. Ia mengatakan tujuan Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) RI-Timor Leste untuk mewujudkan rekonsiliasi antara kedua pihak dengan melupakan kepahitan masa lalu dan menatap masa depan yang lebih baik, adalah baik dan harus didukung. Terkait dengan itu, TNI berkepentingan untuk memberikan data dan fakta yang sesuai hingga apa yang terjadi di Timor-Timur (kini Timor Leste) kala itu, dapat dipaparkan secara berimbang. Djoko menambahkan, untuk mewujudkan rekonsiliasi yang kokoh antara RI-Timor Leste, kedua pihak harus dapat mengakui apa yang telah terjadi, saling menyesal, saling memaafkan dan melupakan untuk kemudian menatap ke depan. Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia-Timor Leste mengundang 18 orang pihak terkait dari peristiwa sebelum dan sesudah jajak pendapat 1999 di Timor Timur (kini Timor Leste) pada dengar pendapat terbuka II di Jakarta, 26-30 Maret 2007. Ke-18 orang pihak terkait yang dihadirkan adalah mantan Presiden RI BJ Habibie, Uskup Carlos Felipe Belo, Mayjen TNI (Pur) Zacky Anwar Makarim, Mayjen TNI (Pur) Adam Damiri, Mayjen TNI Suhartono Suratman, Galuh Wandita, Domingos Soares, Mateus Maia, Edmundo Conceicao, Martinho Fernandes, Eurico Guterres, Jose Afat, Sera Malik, Joanica Belo, Esmeralda Dos Santos, Nonato Soares, Adelino Brito dan Fares Da Costa.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007