Ramadhan kelak tentukan tren tujuan wisata dunia

Jakarta (ANTARA News) - Ramadhan kelak akan mempengaruhi tren tujuan wisata dunia berkat meningkatnya jumlah pelancong muslim yang berlibur selama bulan puasa, berdasarkan penelitian perdana MasterCard-CrescentRating Ramadan Travel Report 2016.

Sebanyak 50 tujuan wisata di seluruh dunia dianalisis dalam penelitian yang mengacu pada tiga kriteria, yakni suhu rata-rata pada siang hari, durasi waktu berpuasa dan nilai Global Muslim Travel Index 2016 selama lebih dari 15 tahun hingga 2030.

Mulai tahun ini hingga 2020, Malaysia menempati peringkat teratas dalam daftar negara tujuan terbaik diikuti Indonesia, kemudian Singapura.

Mulai 2023, Ramadhan diperkirakan akan jatuh pada bulan-bulan dengan iklim yang lebih dingin. Negara-negara Timur Tengah, di antaranya Uni Emirat Arab, Qatar dan Oman akan menjadi tujuan wisata menarik bagi para wisatawan Muslim.


Hasil penelitian ini juga menunjukkan hal ini berimbas positif pada negara-negara Timur Tengah, di antaranya Yordania, Mesir, Maroko, dan Tunisia.


Sebagai konsekuensinya, negara-negara non OKI dan kawasan Asia Tenggara akan dilihat sebagai tujuan kurang menarik dan akan mengalami penurunan kedatangan wisatawan mulai tahun 2030.

"Umat Muslim yang bepergian di bulan Ramadhan menjadi sebuah tren yang berkembang dan hal tersebut menjadi salah satu yang dapat memberikan keuntungan bagi negara-negara tersebut, melalui pemasaran dan perencanaan destinasi strategis yang dilakukan oleh otoritas pariwisata setempat," ujar Fazal Bahardeen, CEO of CrescentRating & HalalTrip, dalam siaran pers.

Faktor pendorong peningkatan wisatawan muslim selama Ramadhan meliputi pertumbuhan jumlah peziarah ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah, perjalanan bisnis, menghabiskan Ramadhan bersama keluarga, merasakan Ramadhan dalam lingkungan dan budaya berbeda, merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan kondisi cuaca ekstrim yang tidak menentu.

Mekkah dan Madinah (Arab Saudi), tetap menjadi tujuan teratas dari sudut pandang agama. Oleh karena itu, Saudi Arabia dikeluarkan dari daftar peringkat negara tujuan wisata muslim.

Master Card Crescent Rating Global Muslim Travel Index 2016 mengungkapkan, pada 2015 terdapat sekitar 117 juta kedatangan wisatawan Muslim secara global, mewakili hampir 10 persen dari keseluruhan pasar wisata.

Hal ini diprediksi akan tumbuh mencapai hingga 168 juta pengunjung pada 2020, setara dengan 11 persen dari segmen pasar dengan nilai yang diproyeksikan melebihi 200 miliar dolar Amerika Serikat.

Malaysia menduduki peringkat tertinggi dalam daftar negara destinasi wisatawan Muslim tersebut untuk dua tahun berturut-turut, sementara Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia, dan Qatar melengkapi daftar peringkat lima besar dari kategori OKI.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016