Jakarta (ANTARA News) - Arus mudik Lebaran 2016 mulai ramai pada H-5 atau Jumat (1/7) yang juga merupakan hari kerja terakhir bagi pegawai negeri sipil sebelum cuti bersama dimulai pada tanggal 4,5 dan 8 Juli.
Ribuan kendaraan terpantau meninggalkan Jakarta untuk mudik ke kampung halaman masing-masing yang terlihat dari padatnya kendaraan di berbagai ruas tol.
PT Jasa Marga memperkirakan puncak arus mudik kendaraan yang melalui Gerbang Tol Cikarang Utama (GT Cikarut) mengarah ke Gerbang Tol Cikampek dan Gerbang Tol Cipali, terjadi pada H-5 atau Jumat malam.
Volume kendaraan diperkirakan mencapai 120.092 mobil, meningkat jika dibandingkan pada Kamis (30/6) yang mencapai 114.054 kendaraan atau naik 45 persen dari lalu lintas normal yang biasanya berjumlah 79.881 kendaraan.
Jasa Marga memprediksi volume lalu lintas yang akan keluar dari Jakarta menjelang Lebaran 1437 Hijriah akan meningkat signifikan di beberapa Gerbang Tol antara lain pada GT Cikarang Utama (pintu masuk) arah Cikampek, GT Karang Tengah arah Merak dan GT Cibubur Utama.
Total volume lalu lintas pada periode mudik 29 Juni 2016 sampai 5 Juli 2016 yang keluar dari Jakarta melalui Gerbang Tol Cikarang Utama di Ruas Tol Jakarta-Cikampek diprediksi melonjak 3,77 persen dari lalu lintas mudik Lebaran 2015.
Jika pada Lebaran 2015 total volume lalin mudik yang melintas sekitar 700.360 kendaraan maka pada Lebaran 2016 diperkirakan akan mencapai 726.779 kendaraan.
Peningkatan Penumpang Kapal
Peningkatan arus mudik juga terjadi pada penyeberangan antarpulau Jawa dan Sumatera yang diperkirakan akan meningkat sebesar enam persen dibandingkan tahun 2015.
PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry cabang Merak pada H-10 sampai H-5 atau Jumat (1/7) menyeberangkan 160 ribu penumpang pejalan kaki dan penumpang di atas kendaraan serta 35 ribu kendaraan roda dua dan roda empat.
Meski terjadi peningkatan, ASDP menyatakan secara umum penyeberangan Merak-Bakauheni, Lampung relatif normal dan tidak ada hambatan maupun kendala.
Selain itu juga cuaca di Perairan Selat Sunda cukup normal sehingga penyeberangan Merak-Bakauheni tampak lancar.
Jumlah kapal yang disiapkan sebanyak 58 armada dan jika normal beroperasi antara 27 sampai 29 armada.
Penambahan arus mudik juga terlihat di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dengan antrean mobil mencapai tiga kilometer untuk menunggu giliran masuk ke kapal, Jumat.
Sedangkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menyiapkan 19 kapal untuk mengangkut penumpang yang mayoritas menuju Kepulauan Riau, Bangka Belitung dan Pontianak.
Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok menyatakan optimistis armada kapal di pelabuhan masih mencukupi untuk melayani para pemudik meskipun ada prediksi puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 Lebaran 2016.
"Untuk tahun ini, jumlah pemudik kami rasa masih tertangani oleh armada yang ada jadi belum ada rencana penambahan armada kapal," kata Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Operasi, dan Usaha Kepelabuhan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Capt. Hermanta di Jakarta, Jumat.
Mudik "Bareng" Perusahaan
Untuk mengurangi tingkat kemacetan dan meningkatkan keamanan pemudik, selama beberapa tahun terakhir pemerintah mengimbau perusahaan untuk menggelar mudik "bareng" bagi para pekerjanya.
Untuk tahun 2016, beberapa perusahaan yang telah menggelar mudik "bareng" adalah Pertamina yang mengantarkan 4.900 orang kembali ke kampung halamannya, BPJS Ketenagakerjaan Karawang yang mengantar 377 pemudik dan Astra Honda Motor (AHM) yang mengantar 2.295 pemudik.
Sedangkan acara mudik "bareng" terbesar digelar oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberangkatkan 93.334 orang pemudik ke 77 kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Program tersebut melibatkan 19 perusahaan pelat merah seperti PT Jasa Raharja (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri Tbk (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero).
Acara Mudik Bareng BUMN 2016 itu mengumpulkan 85.845 orang pemudik yang diberangkatkan dengan bus, 8.369 orang dengan kereta api, 60 orang dengan kapal laut dan 60 orang dengan pesawat terbang.
Namun ada juga perusahaan yang tidak lagi menggelar mudik bareng dengan berbagai alasan seperti jumlah pemudik yang berkurang maupun karena kondisi keuangan perusahaannya.
Keamanan Terkendali
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan situasi keamanan cukup terkendali menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 6-7 Juli mendatang.
Menkopolhukam melakukan rapat koordinasi antarinstansi, Jumat, sebelum menyatakan seluruh pengamanan telah siap termasuk pengamanan bandara yang berpotensi mendapat ancaman berat.
Menurut Luhut, aparat TNI dan Polri akan mengamankan dengan sistem terbuka dan tertutup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir jika menemui aparat yang bertugas dengan mengenakan seragam dan membawa senjata di bandara.
Untuk menjamin keamanan selama masa mudik dan balik, Kemenkopolhukam juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Oleh Arie Novarina
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016