Bogor (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa dari tiga kelompok yang berbeda berunjukrasa di dekat Tugu Kujang, Jalan Padjajaran, Bogor, Senin, menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk bertanggungjawab atas kegagalan menjaga mandat rakyat. Wartawan ANTARA melaporkan aksi tersebut dilakukan bersamaan dengan kedatangan Presiden Yudhoyono ke Istana Bogor untuk beberapa agenda, di antaranya membuka Kongres IX Legiun Veteran dan pelepasan 3.500 tenaga harian dan tenaga bantu penyuluh pertanian. Hadir dalam acara itu Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menneg BUMN Sugiharto dan Menpan Taufik Effendi. Pengunjukrasa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Pertanian Bogor (IPB), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan sekitar 60 mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) melakukan aksinya secara terpisah sejak pukul 10.00 WIB. BEM IPB menuntut SBY-JK agar segera melakukan reshuffle kabinet, memprioritaskan pembangunan pertanian, menangkap mafia perberasan, serta merealisasikan 20 persen anggaran negara untuk sektor pendidikan. "Kami juga menuntut pemerintah untuk melakukan perbaikan ekonomi riil," kata Presiden BEM IPB, Erick Wahyudyono. Mahasiswa menilai kinerja pemerintahan masih setengah-setengah, sementara bencana terus melanda bangsa. Senada dengan BEM IPB, mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI yang berunjukrasa dalam kelompok terpisah mengatakan SBY-JK telah gagal dalam menjaga profesionalitas dan mengemban mandat rayat. Ketua KAMMI Bogor, Hermawan, mengatakan banyaknya bencana seperti kecelakaan transportasi, kasus luapan lumpur Lapindo, turunnya pertumbuhan ekonomi dari 6,7 persen pada awal pemerintahan SBY menjadi hanya 4,9 persen pada kuartal pertama 2006, menunjukkan kegagalan pemerintah. Kebijakan pemerintah cenderung berorientasi monetaris, sementara angka pengangguran terus meningkat. Usai melakukan orasi di Tugu Kujang, kelompok mahasiswa IPB bergerak menuju Istana Bogor, sementara mahasiswa KAMMI dan mahasiswa STPP masih bertahan di lokasi tersebut. Namun perwakilan mahasiswa IPB tidak diperbolehkan masuk ke dalam areal Istana. Menurut Erick, Jurubicara Kepresidenan Andi Malarangeng sudah bersedia untuk menemui mereka usai makan siang. Sementara itu, mahasiswa STPP yang merupakan perwakilan dari tujuh STPP se Indonesia, yaitu STPP Nanggroe Aceh Darussalam, Medan, Bogor, Magelang, Malang, Gowa dan Manokwari menuntut pemerintah agar memenuhi janjinya dalam penempatan lulusan STPP. Koordinator Lapangan mahasiswa STPP, Arif Cahyono mengemukakan Mentan Anton Apriyantono pernah berjanji untuk merekrut lulusan STPP, yang merupakan perguruan tinggi kedinasan, sebagai Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB-PP). Namun pada saat hasil pengumuman rekrutmen, dari 361 lulusan STPP se-Indonesia kurang dari 30 orang yang diterima sebagai THL-TB-PP. Para demonstran STPP juga mengirimkan perwakilannya ke Istana Bogor, dan hingga berita ini dilaporkan pukul 13.30 WIB, empat perwakilan mahasiswa masih berada di dalam Istana Bogor. (*)
Copyright © ANTARA 2007