"Kami bersama dengan 12 perusahaan swasta menyuplai langsung daging beku sebanyak 9.000 ton atau setara dengan 52 ribu sapi," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat operasi pasar di Pasar Jatinegara, Jakarta, Jumat.
"Ini pertama kalinya daging beku bisa masuk sampai ke lapak-lapak dengan harga terjangkau. Tidak pernah terjadi dalam 70 tahun terakhir," katanya.
Menurut dia sediaan 9.000 ton daging sapi beku itu akan cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Jabodetabek, yang per hari membutuhkan sekitar 1.000 sapi, sampai Lebaran.
Daging sapi beku tersebut dijual dengan harga antara Rp75 ribu sampai Rp80 ribu di 18 pasar di Jabodetabek.
Menurut dia pendistribusian daging sapi beku tidak hanya akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga selama Lebaran, tapi akan terus dilakukan sampai harga daging sapi segar yang harganya sekarang Rp125.000 per kilogram bisa menurun.
Amran juga mengatakan bahwa dia akan meninjau regulasi yang selama ini menghambat masuknya daging beku ke pasar tradisional serta merevisi atau mencabutnya jika perlu dalam dua pekan ke depan.
Selain memasok daging beku, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah serta Bulog berupaya memperpendek rantai pasok dari peternak ke konsumen untuk menurunkan harga daging.
"Solusi jangka panjang adalah melalui TTI (Toko Tani Indonesia). Dari hasil produksi peternak dan petani kemudian ke TTI langsung ke konsumen. Biasanya ada sembilan titik sekarang hanya tiga," ujar Amran.
Harga bahan pokok di TTI lebih rendah dibandingkan harga pasaran. Di TTI Pasar Minggu, Jakarta Selatan, misalnya harga daging sapi Rp75 ribu per kilogram sedang daging ayam Rp30.000 per ekor, beras Rp7.500 per kilohram, bawang putih Rp22.000 per kilogram, bawang merah Rp 23.000 per kilogram dan telur ayam Rp 19.000 per kilogram.
Pewarta: Mentari Dwi Gayatri
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016