Jakarta (ANTARA News) - Minimnya dana riset yang selama ini dirasakan lembaga penelitian di Tanah Air membuat perkembangan penelitian kelautan terganjal oleh singkatnya hari layar.

"Kenapa sedikit sekali aktivitas (penelitian) kita di laut? Itu karena dana penelitiannya yang mahal sekali, sedangkan dananya sangat terbatas," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Islandar Zulkarnain di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan setiap satu hari layar untuk pengoperasian Kapal Riset Baruna Jaya VIII paling tidak membutuhkan dana Rp130 juta. Maka hari layar yang bisa dimiliki LIPI dari APBN hanya kurang dari 30 hari.

"Kalau semua dana dari APBN untuk LIPI dipergunakan untuk penelitian kelautan ya bisa habis yang lain tidak kebagian," ujar dia.

Ia berharap Pemerintah dalam hal ini Bappenas juga dapat melihat bahwa potensi laut begitu penting dan begitu banyak yang belum terungkap. Namun sayangnya Indonesia belum fokus mengeksplorasi laut dalam.

"Dari mineral, base metal, energi dari laut, masih sangat minim pengetahuan kita soal itu semua," ujar Iskandar.

Sebelumnya Menteri Koordinator Kemaritiman sempat mengatakan ekspedisi-ekspedisi kelautan menjadi salah satu langkah awal meningkatkan pemanfaatan kapal riset pemerintah.

Untuk itu diperlukan rumusan program nasional yang terintegrasi guna menambah frekuensi penggunaan 16 kapal riset yang dimiliki Pemerintah yang rata-rata hanya memiliki maksimal 20 hari layar.

Pewarta: Virna P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016