Memilih pemeran Leonardo DiCaprio sebagai Rumi artinya menulis ulang sejarah ..."

Jakarta (ANTARA News) - Sebuah petisi diluncurkan untuk mencegah Leonardo DiCaprio memerankan penyair Persia abad ke-13, Jalaluddin Rumi di sebuah film baru, demikian NME.

Petisi tersebut dibuat oleh Valerie Janovic, dan sejauh ini telah mendapatkan 8.000-an tanda tangan. Petisi menyebutkan bahwa pemilihan DiCaprio adalah contoh lain dari "Pro-Kulit Putih ala Hollywood" atau tokoh berkulit putih memerankan tokoh yang secara historis sebenarnya berkulit non-putih.

Kabar itu berhembus setelah penulis naskah David Franzoni dan Stephen Joel Brown mengatakan pada The Guardian bahwa mereka ingin memilih peran pemenang Oscar, Leonardo DiCaprio, sebagai Rumi di film mereka selanjutnya. Mereka ingin menantang penggambaran umum dari karakter Muslim di perfilman Barat.

Namun, Janovic berpendapat: "Para aktor Muslim sudah terlanjur dikenal sebagai teroris, tapi saat sebuah film menceritakan tentang Muslim dari sisi yang positif, mereka menggeser ke sisi di mana agar ada lebih banyak ruang bagi aktor berkulit putih."

"Franzoni dan Brown perlu memilih pemeran aktor Timur Tengah sebagai Rumi dan benar-benar menantang stereotipe Hollywood," tambahnya. Hal ini disampaikan pula menggunakan tanda pagar #RumiWasntWhite atau #RumiBukanKulitPutih.

Ia mengemukakan, "Memilih pemeran Leonardo DiCaprio sebagai Rumi artinya menulis ulang sejarah, menyerobot prestasi Muslim dan memberi kredit bagi orang kulit putih."

"Kini, saat orang memikirkan Rumi, mereka akan membayangkan dia sebagai sosok dengan kulit pucat, rambut pirang dan mata biru. Tandatangani petisi ini untuk menghentikan pemutihan sejarah!," ujarnya.

Hingga saat ini DiCaprio belum secara resmi dipilih untuk memerankan tokoh Rumi di film, dan Janovic berharap petisi itu akan mengubah pikiran para pembuat film.

Isu gerakan pro-kulit putih (whitewashing) di Hollywood telah menjadi topik hangat di tahun-tahun belakangan. Awal tahun ini, film teranyar Scarlett Johansson, pembuatan ulang film anime hantu Jepang "Ghost In The Shell" menjadi bulan-bulanan karena memilih pemeran bukan aktor Asia.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016