Jakarta (ANTARA News) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memperkirakan potensi zakat muslim Indonesia mencapai sekitar Rp286 triliun namun penghimpunannya masih rendah.
"Potensi zakat besar, penelitian pada 2011 mengungkap potensi 2010 adalah Rp 217 triliun, dengan perhitungan PDB potensi 2015 menjadi Rp286 triliun," kata Ketua Baznas Bambang Sudibyo di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Baznas menilai kesadaran masyarakat membayar zakat masih rendah karena selama 2015 jumlah zakat yang berhasil dihimpun secara nasional baru Rp3,7 triliun.
Bambang menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak seluruh menteri Kabinet Kerja dan pejabat eselon I kementerian/lembaga menunaikan zakat melalui Baznas di Istana Negara hari ini.
"Semoga jadi teladan dan diikuti para kepala daerah sebagai awal kebangkitan zakat," kata Bambang.
Mantan Menteri Keuangan dan Menteri Pendidikan Nasional itu berharap para pejabat setiap tahun membayarkan zakat bersama lewat Baznas agar bisa menjadi contoh bagi warga.
Ia menyebutkan saat ini Indonesia memiliki Undang-Undang No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Instruksi Presiden No.3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat.
Saat ini sebagian pegawai kementerian telah melaksanakan kewajiban zakatnya sesuai Inpres Nomor 3 tahun 2014. Pembayaran zakat mereka langsung dipotong dari gaji bulanan.
"Jika zakat infaq dan shadaqah dikelola dengan baik, insya Allah kesenjangan bisa berkurang," kata Bambang.
Ia menyebutkan tingkat kesenjangan yang ditunjukkan angka rasio gini terus meningkat dari 0,40 pada 2014 menjadi 0,42.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016