Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta turun tujuh poin menjadi Rp13.164 per dolar AS.
"Rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS setelah menguat dalam beberapa hari terakhir, sebagian pelaku pasar uang mencoba untuk melakukan aksi ambil untung," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada.
Namun, menurut dia, aksi ambil untung hanya bersifat jangka pendek karena sentimen domestik masih positif, salah satunya dari kebijakan pengampunan pajak yang telah disetujui DPR.
"Kini pelaku pasar sedang menunggu realisasi terhadap UU Pengampunan Pajak sehingga diharapkan adanya stimulus baru untuk mendorong perekonomian Indonesia dan penguatan rupiah dalam jangka panjang," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan optimisme terhadap kebijakan pengampunan pajak akan mengundang aliran dana asing lebih banyak masuk ke dalam negeri mendorong nilai rupiah meningkat terhadap dolar AS.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali menyentuh level 50 dolar AS per barel juga akan menambah dorongan terhadap mata uang berbasis komoditas untuk kembali di area positif.
Harga minyak mentah jenis WTI pagi ini 49,44 dolar AS per barel dan Brent Crude 50,02 dolar AS per barel.
Kendati demikian, dia mengatakan, pelaku pasar tetap perlu terus memerhatikan indikator pertumbuhan ekonomi domestik karena itu merupakan salah satu pondasi utama bagi pergerakan nilai tukar.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016