Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, menguat tipis lima poin menjadi Rp9.105/9.110 atas greenback dibandingkan dengan posisi penutupan pada akhir pekan lalu pada level Rp9.110/9.115. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan para pelaku pasar melakukan spekulasi beli rupiah, sehingga mata uang lokal itu menguat hingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS. Kenaikan rupiah itu, karena pelaku khawatir dengan menghangat kembali situasi di kawasan Timur Tengah antara Iran dan Barat, karena Iran berencana melanjutkan program nuklirnya yang mendorong pelaku lokal berspekulasi membeli rupiah, katanya. Menurut dia, rupiah kalau tidak ada hambatan pada penutupan sore nanti diperkirakan akan menembus level Rp9.100 per dolar AS, meski dolar AS di pasar regional menguat, setelah laporan data sektor perumahan AS meningkat dan memicu bank sentral AS menurunkan suku bunganya. Pencapaian rupiah hingga di bawah level Rp9.100 akan terjadi, apabila Bank Indonesia (BI) tidak bereaksi menahan gerakan mata uang lokal yang cenderung menguat, katanya. Mengenai kenaikan dolar AS, menurut dia, setelah adanya laporan otoritas moneter AS menyebutkan bahwa inflasi akan turun menyusul naiknya harga minyak dunia dan produk energi. Inflasi melambat ke level 2 persen dari sebelumnya 2,25 persen. Harga minyak dunia menguat 40 sen menjadi 62,65 dolar per barel yang memicu harga saham di pasar regional menguat, katanya. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 118,15 dari sebelumnya 117,80 dan euro terhadap yen jadi 156,65 dari 156,90, euro terhadap dolar AS jadi 1,3220 dari 1,3283. Dikatakannya kenaikan rupiah yang tidak besar itu terlihat dari harga tertinggi dan terendah saat ini masing-masing berkisar Rp9.105 per dolar AS. Karena itu, apabila BI membiarkan pergerakan rupiah tergantung pasar, maka mata uang lokal itu diperkirakan akan bisa berada dibawah level Rp9.100 per dolar AS. (*)

Copyright © ANTARA 2007