Canberra (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, T.M.Hamzah Thayeb, Senin, menyambut baik pembukaan kembali Biro ANTARA di Canberra setelah sempat vakum sejak 2003 karena kehadiran kantor berita nasional itu akan embantu memajukan kepentingan Indonesia. "Kita memajukan kepentingan RI di tengah dunia yang berubah ... We are facing information warfare (kita menghadapi perang informasi-red.) dan kita harus siap dengan argumentasi yang tepat, akurat, dan jitu tentang apa yang sedang terjadi di Indonesia," katanya di Canberra. Dalam hal ini, semua elemen bangsa, termasuk wartawan ANTARA, perlu ikut dalam upaya memajukan kepentingan RI di Australia karena tidak mudah mengubah "mind set" (cara pandang) sebagian orang di negara ini tentang Indonesia, katanya dalam sambutannya pada acara pembukaan kembali Biro ANTARA yang dihadiri para pejabat di linkungan KBRI Canberra. Acara ini dihadiri pula Wapempelred bidang Umum ANTARA, Akhmad Kusaeni, dan pejabat Depkominfo, Basori Hadisaputro,SE, dan Rahmad Nasution, Kepala Biro ANTARA di Canberra yang baru. Menurut diplomat senior ini, pendekatan yang melibatkan berbagai elemen bangsa yang ada di Australia itu tidak hanya dilakukan kepada kalangan pejabat pemerintah tetapi juga kalangan oposisi, elemen masyarakat dan pegiat lembaga swadaya masyarakat negara setempat. Sementara itu, Wakil Pemimpin Pelaksana Redaksi (Wapempelred) Umum LKBN ANTARA, Akhmad Kusaeni, dalam sambutannya mewakili Pemimpin Umum LKBN ANTARA, Asro Kamal Rokan, mengatakan pembukaan kembali Biro ANTARA di Canberra yang memiliki wilayah liputan Australia, Vanuatu, dan Selandia Baru ini merupakan bagian dari lima biro ANTARA di luar negeri yang dibuka tahun ini. Empat biro ANTARA di luar negeri lainnya adalah Biro ANTARA Beijing, Biro ANTARA New York, Biro ANTARA Tokyo, dan Biro ANTARA Kuala Lumpur, katanya. "Pembukaan kembali biro-biro ANTARA di luar negeri ini tidak terlepas dari pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengharapkan ANTARA dapat menjadi sebuah kantor berita kelas dunia," kata Akhmad Kusaeni. Sebagai kantor berita negara yang independen, ANTARA, katanya, akan tetap memegang teguh prinsip-prinsip jurnalisme dan independensi sebagai "roh jurnalistik" dalam pemberitaannya, namun kepentingan nasional NKRI adalah kebijakan yang melekat dalam jati diri ANTARA. Dalam bagian lain sambutannya, ia menjelaskan tentang perkembangan seputar status badan hukum LKBN ANTARA dan perkembangan layanan multi media kantor berita yang didirikan para pemuda pejuang, seperti Adam Malik, AM Sipahutar, dan Soemanang, 13 Desember 1937 itu. ANTARA yang tahun ini memasuki usianya yang ke-70 tahun itu melayani ratusan media cetak dan elektronika di dalam negeri, serta merupakan anggota jaringan kantor berita negara-negara Islam (IINA), organisasi kantor berita negara-negara Asia Pasifik (OANA), dan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (NANAP). Akhmad Kusaeni mengemukakan akhir tahun ini, ANTARA bahkan menjadi tuan rumah pertemuan besar OANA yang dihadiri para wakil kantor berita dari negara-negara anggota OANA. Menyusul penyelenggaraan rapat itu, ANTARA menjadi presiden organisasi beranggotakan 39 kantor berita dari 33 negara di kawasan Asia Pasifik itu. (*)
Copyright © ANTARA 2007