New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena selera investor terhadap aset-aset berisiko seperti pound Inggris pulih dan permintaan untuk greenback berkurang.
Sterling menguat terhadap greenback untuk kedua kalinya pada Rabu, setelah terjun ke tingkat terendah dalam 31 tahun pada Senin, karena pilihan mengejutkan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada Jumat (24/6).
Hasil referendum Inggris mengejutkan pasar dan mendorong kekhawatiran besar pada stabilitas ekonomi Inggris dan kawasan Euro.
Sterling berturut-turut pulih 0,9 persen dan 0,65 persen terhadap greenback pada akhir perdagangan Selasa dan Rabu, karena para pemimpin Uni Eropa berkumpul di Brussels untuk pertemuan dua hari guna membahas keputusan Inggris meninggalkan blok itu.
Langkah para pemimpin Uni Eropa itu meningkatkan spekulasi bahwa para pembuat kebijakan dapat mengambil langkah-langkah untuk membatasi kejatuhan ekonomi.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,51 persen menjadi 95,755 pada akhir perdagangan Rabu.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1108 dolar dari 1,1046 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3430 dolar dari 1,3321 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7438 dolar dari 0,7361 dolar.
Dolar dibeli 102,56 yen Jepang, lebih rendah dari 102,77 yen dari sesi sebelumnya. Dolar jatuh menjadi 0,9798 franc Swiss dari 0,9832 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,2980 dolar Kanada dari 1,3061 dolar Kanada, demikian Xinhua.
(T.A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016