Kota Kuwait (ANTARA News) - Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah Minggu menyetujui kabinet baru yang memiliki 16 anggota dengan dua menteri wanita untuk pertama kalinya, dengan beberapa jabatan penting tidak diubah, media resmi mengatakan. Kabinet itu tidak mencakup menteri kesehatan yang akan mengakhiri masa tugas Sheikh Ahmad al-Abdullah al-Sabah, seorang anggota senior keluarga yang berkuasa, yang menghadapi mosi tidak-percaya oleh parlemen yang didominasi-oposisi. Bekas kabinet mundur pada 4 Maret dalam upaya untuk menghindari menteri itu memilih keluar dari jabatan. Itu adalah kabinet ketiga yang mundur di keemiran kaya-minyak tersebut dalam 14 bulan terakhir. Kabinet pertama mundur Januari tahun lalu menyusul perjuangan kekuasaan sengit dalam keluarga yang berkuasa setelah meninggalnya almarhum emir Sheikh Jaber al-Ahmad al-Sabah. Kabinet kedua mundur awal Juli menyusul pemilihan umum yang mana oposisi nasionalis dan Islam memperoleh kemenangan gemilang dan menguasai mayoritas di parlemen yang memiliki 50 kursi. Pemilihan itu diminta setelah parlemen dibubarkan menyusul perselisihan antara pemerintah dan anggota parlemen oposisi mengenai perbaikan pemilihan. Hubungan antara anggota parlemen dan pemerintah tetap tegang karena sejumlah besar masalah dan di tengah ancaman untuk menanyai menteri soal dugaan korupsi dan salahurus. Di samping Perdana Menteri Sheikh Nasser Mohammad al-Ahmad al-Sabah, kemenakan laki-laki emir, sejumlah jabatan penting tetap dipegang oleh anggota keluarga Sabah yang memerintah. Sheikh Jabar Mubarak al-Sabah tetap sebagai wakil perdana menteri pertama dan sekaligus menteri pertahanan dan dalam negeri, sementara Sheikh Mohammad al-Sabah tetap sebagai wakil perdana menteri dan sekaligus menteri luar negeri. Tim ekonomi dalam kabinet baru itu dipertahankan hampir tak diubah. Menteri Keuangan Bader Minshari al-Humaidhi, dan Menteri Perdagangan dan Perniagaan Falah al-Hajeri mempertahankan jabatan mereka. Bekas menteri energi Sheikh Ali Jarrah al-Sabah tetap sebagai menteri perminyakan setelah membelah kementerian energi menjadi kementerian perminyakan dan kementerian listrik dan air, sebagaimana kasus beberapa tahun lalu. Kabinet itu mencakup enam wajah baru, sementara lima bekas menteri menghilang, termasuk menteri negara untuk urusan kabinet, Ismail al-Shatti. Kedua wanita dalam kebinet itu adalah Maasouma al-Mubarak yang pindah dari komunikasi ke kementerian kesehatan, dan Nuriya al-Sebih yang diberi kementerian pendidikan. Kabinet itu juga mencakup empat Islamis. Mereka adalah menteri komunikasi Sharida al-Meosherdji, menteri listrik dan air Mohammad al-Olaim, menteri urusan Islam dan kehakiman, Abdullah al-Maatuq dan Hajeri. Dua menteri dari masyarakat minoritas Syiah juga termasuk dalam pemerintahan. Mereka adalah Maasouma al-Mubarak dan orang yang baru masuk, menteri urusan publik Mussa al-Sarraf. Kabinet baru itu akan dilantik oleh emir dan kemudian para menteri akan mengangkap sumpah di parlemen untuk menjadi anggota kabinet tempat mereka menikmati hak memberikan suara seperti anggota parlemen terpilih, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007