Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake mengatakan Indonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim yang toleran dan demokratis jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
"Ketika kita memikirkan para korban tak bersalah dalam serangan di Istanbul kemarin, kita merasa sangat beruntung hidup di negara dan demokrasi yang beragam dan toleran seperti Indonesia," kata Dubes Blake dalam buka puasa bersama di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Dubes Blake, serangan di Istanbul yang diduga dilakukan oleh tiga anggota ISIS yang meledakkan diri di Bandar Udara Istanbul sehingga menewaskan 41 orang dan melukai ratusan lainnya itu dilakukan sekelompok orang yang ingin membuat nama Islam buruk di mata dunia.
Blake menambahkan munculnya kelompok-kelompok ekstremis, seperti ISIS dan Boko Haram, membuat tantangan yang dihadapi dunia Islam semakin berat karena mereka mencoba membuat Islam tampak sebagai agama yang intoleran dan menyukai kekerasan.
"Oleh karena itu, contoh kehidupan masyarakat yang toleran di tengah keberagaman adalah suara Indonesia yang sangat penting untuk melawan bentuk kekerasan Islam yang coba disebarkan oleh kelompok-kelompok ini," kata dia.
Dalam acara buka bersama tersebut, Dubes Blake juga menyampaikan apresiasinya atas peran Indonesia dalam mempromosikan toleransi antarumat beragama kepada masyarakat dunia di berbagai kesempatan.
"Kami sangat mengapresiasi kemauan Indonesia untuk menyuarakan dan membela wajah Islam yang benar di tengah berbagai tantangan saat ini," kata dia.
Kedutaan Besar AS selama ini juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai kelompok keagamaan di Indonesia, salah satunya Nahdlatul Ulama (NU), untuk mempromosikan Islam yang toleran dan cinta perdamaian melalui berbagai kegiatan.
Acara buka bersama Dubes AS Robert Blake, Rabu malam, dihadiri oleh puluhan tokoh dari berbagai organisasi keagamaan dan cendekiawan Muslim, antara lain puteri mantan Presiden Gus Dur Alissa Wahid, Yenny Wahid, dan Rektor UIN Syarief Hidayatullah Dede Rosyada.
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016