Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono meyakini bahwa ibadah puasa bukan menjadi penghalang untuk tetap bekerja.
"Sebagai perusahaan multi nasional, Bulan Ramadhan bukan 'excuse item'," ujar Warih kepada Antaranews.
Kendati demikian, ia menyadari adanya perbedaan kegiatan yang dilakukan para karyawan saat Bulan Ramadhan.
Untuk itu, perusahaan berupaya memfasilitasi kegiatan kerja maupun ibadah selama berada di tempat kerja.
Toyota memfasilitasi waktu ibadah dan bekerja dengan mengatur jam kerja yang disesuaikan.
Perusahaan memajukan jam masuk kerja untuk seluruh karyawan, di kantor pusat maupun pabrik, sehingga mereka dapat pulang lebih awal dan berkesempatan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
"Kalau di kantor pulangnya itu pukul 16.05 WIB. kalau di pabrik pukul 15.30 WIB," tukas Warih.
Sementara itu, untuk karyawan pabrik yang masuk pada jam kerja malam, waktu kerja dimulai pukul 19.30 WIB, sehingga mereka berkesempatan untuk shalat tarawih sebelum bekerja.
Sedangkan, waktu istirahat yang biasanya jatuh pada pukul 00.00-01.00 WIB, kini berganti jam istirahat menjadi pukul 04.00-05.00 WIB untuk memberi kesempatan sahur, yang sudah disediakan perusahaan, sekaligus shalat subuh.
"Ramadhan itu memang spesial, ada kegiatan ibadah yang meningkat secara individu. Tapi secara kinerja, kita tetap harus menjaga produktivitas. Nah, bagaimana perusahaan menjaga keduanya tetap berjalan agar tidak bertabrakan," ujar Warih.
Selain itu, Toyota Indonesia, yang mengadopsi filosofi kaizen dari Jepang, berupaya agar produktivitas karyawan semakin baik dari Ramadhan satu ke Ramadhan selanjutnya.
Caranya, perusahaan terus berupaya membuat karyawan di kantor pusat maupun pabrik untuk bekerja lebih mudah dan lebih nyaman.
"Kami memiliki 'voice member activity' di mana jika ada keluhan, mereka akan melaporkan dan pimpinan yang akan menyelesaikan keluhan tersebut. Mereka terus mencari tahu apa yang kurang efisien," papar Warih.
Bagi produsen otomotif asal Negeri Sakura tersebut, dengan semakin mudah dan ringannya karyawan dalam melakukan pekerjaan, maka produktivitas mereka juga akan meningkat, termasuk saat berpuasa.
Warih, yang di awal kariernya menjalani tugas sebagai insinyur di pabrik, masih ingat bagaimana perjuangan dan kerja keras dibutuhkan dalam bekerja saat berpuasa.
Namun, pria kelahiran 11 Juni 1963 ini mengaku tak pernah sekalipun sengaja membatalkan puasa saat bekerja di dalam pabrik.
"Saya orang lapangan. Waktu itu kerja ya kerja, ngobrol ya ngobrol, yang terpenting adalah niat," tegasnya.
Satu hal yang tidak kalah penting untuk mendukung kinerja seorang karyawan adalah keharmonisan dalam keluarga.
Warih menyampaikan, kendati tidak ada keluarga yang benar-benar tanpa masalah, namun kembali ke rumah diharapkan menjadi pelipur setelah berjibaku dengan pekerjaan.
Ayah satu orang anak ini berharap, Ramadhan memberikan berkah kepada perusahaan yang tahun ini memperkenalkan varian baru Toyota Sienta, sekaligus memberi kesejahteraan kepada para karyawannya.
"Kemudian, yang terpenting adalah Ramadhan memberikan nilai yang lebih baik ke depan, baik Hablumminallah dan Hablumminannas," harapnya.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016