"Kepada seluruh WNI yang ada di Turki untuk menjaga keamanan pribadi, meningkatkan kewaspadaan, menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat menjadi target teror serta mengikuti arahan dan himbauan otoritas keamanan setempat," tulis pihak KJRI dalam keterangannya, Jakarta, Rabu.
Pihak KJRI juga menyatakan hingga saat ini belum diperoleh informasi adanya WNI yang menjadi korban.
Pihak KJRI Istanbul sendiri telah menugaskan staf untuk memantau di Bandara Attaturk, berkoordinasi dengan otoritas setempat, masyarakat Indonesia di Istanbul dan melakukan penelusuran untuk mencari kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Menurut data yang dimiliki KJRI, saat ini terdapat sekitar 728 orang WNI dan 310 diantaranya mahasiswa dan sebagian lagi adalah WNI yang bekerja di Turki.
Pihak KJRI juga membuka layanan "hotline" bagi WNI di nomor +905319831534 atas nama Ida. Sedangkan untuk keluarga di Indonesia dapat menghubungi hotline di nomor +6281290070027
Dari informasi yang dihimpun, pada tanggal 28 Juni 2016 telah terjadi dua kali ledakan terpisah di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki.
Pemerintah Turki sejauh ini menyebutkan bahwa akibat kejadian tersebut 28 orang korban meninggal dan puluhan orang lainnya luka-luka.
Diduga pelaku melakukan tembakan sebelum melakukan bom bunuh diri, sementara para saksi mata menyatakan sempat mendengar adanya baku tembak di lapangan parkir bandara.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016