Perikanan di Natuna hanya sebesar 8,9 persen dari potensi yang kita miliki."

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pejabat untuk menggenjot pemanfaatan sektor perikanan di Natuna, Kepulauan Riau, karena baru 8,9 persen yang dimanfaatkan dari potensi yang dimiliki.

"Perikanan di Natuna hanya sebesar 8,9 persen dari potensi yang kita miliki. Ini perlu dipercepat lagi sehingga bisa mendatangkan manfaat bagi kita," kata Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas membahas pengembangan potensi ekonomi Kepulauan Natuna di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.

Menurut Presiden,rapat terbatas itu merupakan kelanjutan dari kunjungan dan rapat yang diadakan di atas KRI Imam Bonjol yang berlayar di Laut China Selatan, pekan lalu.

"Dalam ratas tersebut sudah saya sampaikan untuk fokus yang ingin kita kerjakan di sana, pertama yang berkaitan dengan industri perikanan, kedua yang berkaitan dengan industri migas dan yang ketiga yang berkaitan dengan pertahanan," katanya.

Terkait dengan potensi minyak dan gas (migas) di Natuna, Presiden juga meminta segera dilakukan usaha agar cepat diproduksi semua.

Presiden mengungkapkan, potensi migas di Natuna dari 16 blok migas yang ada, baru lima blok yang produksi, tujuh blok masih dalam tahap eksplorasi dan empat blok masih dalam proses terminasi.

"Untuk menjaga sumber daya alam kita, menjaga kedaulatan kita di Natuna sebagai wilayah terdepan, di dalam rapat terbatas yang lalu telah perintahkan TNI, khususnya TNI Angkatan Laut dan Bakamla, agar meningkatkan patroli dan penjagaan di kawasan Natuna," kata Presiden Jokowi.

Untuk itu Presiden juga meminta jajarannya segera membangun beberapa infrastruktur di Natuna.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016