Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan bom di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki, pada Selasa (28/6).
"Indonesia mengecam keras serangan teror tersebut dan menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban, pemerintah serta rakyat Turki atas kejadian tersebut," demikian pernyataan pers dari Kementerian Luar Negeri RI, Rabu.
Pada 28 Juni 2016 terjadi dua kali ledakan terpisah di Bandara Internasional Ataturk.
Pemerintah Turki sejauh ini menyebutkan sedikitnya 36 korban meninggal dan 147 lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Pelaku diduga melepaskan tembakan sebelum meledakkan bom bunuh diri. Sementara itu, para saksi mata menyatakan sempat mendengar adanya baku tembak di lapangan parkir bandara.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul menyatakan belum mendapat informasi mengenai adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam serangan bom tersebut.
KJRI Istanbul telah menugaskan stafnya melakukan penelusuran untuk mencari kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban dengan memantau perkembangan di Bandara Internasional Attaturk berkoordinasi dengan otoritas setempat, serta berkoordinasi dengan masyarakat Indonesia di Istanbul.
Terkait situasi keamanan di Turki, Pemerintah Indonesia kembali mengimbau seluruh WNI yang berada di Turki untuk menjaga keamanan pribadi, meningkatkan kewaspadaan, menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat menjadi target teror serta mengikuti arahan dan imbauan otoritas keamanan setempat.
Saat ini terdapat sekitar 728 orang WNI berada di Turki, dan 310 diantaranya adalah mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang bekerja di Turki.
Untuk mendapat informasi lebih lanjut mengenai kondisi warga Indonesia di negara itu, WNI di Turki dapat menghubungi KJRI Istanbul di nomor +905319831534 dengan Ibu Ida. Sementara untuk keluarga WNI di Indonesia dapat menghubungi nomor +6281290070027.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016