Kairo (ANTARA News) - Protes dilakukan di sejumlah daerah Mesir, Minggu, untuk menentang amandemen konstitusi yang kata para pengecam akan melucuti kebebasan sipil warga Mesir.
Pihak berwenang menahan lima aktivis setelah bentrokan meletus di pusat kota Kairo ketika polisi berusaha mencegah puluhan demonstran berkumpul di sebuah lapangan, kata satu sumber keamanan kepada AFP.
Kamera-kamera beberapa wartawan foto disita oleh aparat keamanan.
Anggota-anggota oposisi ingin menggalang dukungan bagi boikot terhadap referendum yang dijadwalkan berlangsung Senin mengenai perubahan 34 pasal konstitusi, yang dianggap pemerintah sebagai dorongan bagi demokrasi namun disebut pengecam sebagai upaya untuk memperluas kekuasaan presiden.
Sekitar 300 orang berdemonstrasi di luar kantor perhimpunan pengacara di kota Sinai El-Arish, Mesir utara, dengan membawa spanduk-spanduk dan meneriakkan slogan yang menentang amandemen yang diusulkan itu.
Sekitar 400 orang berkumpul di Fayoum, sebelah selatan Kairo, untuk memprotes perubahan undang-undang itu, dengan meneriakkan "batalkan amandemen", sementara 500 orang lagi berkumpul di gubernuran Menufiya di kawasan Delta Nil.
Puluhan orang juga melakukan protes di luar pengadilan utama di kota Ismailiya di kawasan Terusan Suez dengan membawa spanduk-spanduk yang menyebut amandemen itu sebagai "pelanggaran atas hak pribadi".
Sejumlah besar polisi ditempatkan di sekitar lokasi protes-protes tersebut.
Kelompok protes Kefaya (Cukup) juga berencana melakukan demonstrasi di kota kedua Mesir Iskandariya pada Senin.
Parlemen, yang didominasi oleh Partai Demokratis Nasional yang berkuasa, dengan suara mayoritas meloloskan amandemen atas 34 pasal konstitusi itu yang menurut mereka akan memperkuat demokrasi dan memerangi terorisme.
Sebuah front persatuan oposisi bersikeras bahwa perubahan itu hanya akan memperkuat cengkeraman rejim atas kekuasaan dan mereka mendesak para pendukung memboikot referendum tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007