"Vaksin BCG yang terindikasi palsu itu kami temukan di dua klinik kesehatan di Semarang saat melakukan penelusuran di puluhan rumah sakit, klinik, dan fasilitas kesehatan," kata Kepala BPOM Semarang Endang Pudjiatmi di Semarang, Selasa.
Pada vaksin BCG yang diduga palsu itu, BPOM Semarang tidak menemukan izin edar dan waktu kedaluwarsanya.
Ia menjelaskan bahwa guna memastikan apakah itu palsu atau tidak, BPOM telah mengambil contoh vaksin yang terindikasi palsu itu dan kemudian dikirim ke laboratorium di Jakarta.
"Contoh vaksin dikirim ke Jakarta untuk diteliti karena di Semarang belum ada alat yang digunakan untuk uji vaksin," ujarnya.
Dari uji di laboratorium, kata dia, akan diketahui komposisi apa yang digunakan, termasuk zat aktif apa yang terkandung di dalamnya.
"Jika hasil pengujiannya nanti vaksin itu dinyatakan palsu, kami akan merekomendasikan kepada intansi pemberi izin operasional klinik tersebut untuk memberi sanksi berupa peringatan keras, memberhentikan sementara kegiatan, atau pemberhentian izin selamanya," katanya.
Endang mengimbau masyarakat agar melakukan imunisasi untuk anaknya di rumah sakit resmi milik pemerintah guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo menjelaskan bahwa rantai produksi hingga pendistribusian perbekalan kesehatan, baik itu obat, vaksin, maupun alat habis pakai, itu cukup panjang serta melalui pengawasan yang ketat.
"Peredaran vaksin palsu tersebut dipastikan tidak melalui prosedur yang benar sehingga untuk mengantisipasinya kami mengimbau semua fasilitas kesehatan agar melakukan pengadaan perbekalan kesehatan melalui jalur-jalur yang legal," ujarnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jateng Joko Widyarto menyarankan pengelola berbagai fasilitas kesehatan agar menggunakan sistem "e-katalog" dalam pengadaan perbekalan kesehatan.
"Jika melakukan pengadaan perbekalan kesehatan tanpa melalui sistem yang legal seperti e-katalog maka perlu diragukan," katanya.
Seperti diwartakan, praktik pemalsuan vaksin yang dijual ke sejumlah rumah sakit dibongkar polisi saat menggerebek para pelaku di pabrik mereka di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/6).
Pabrik pembuatan vaksin palsu ini membuat "vaksin" campak, polio, hepatitis B, tetanus, dan BCG.
Di lokasi pabrik ditemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya lainnya.
Polisi juga menemukan alat pembuat vaksin, mulai dari botol ampul, bahan-bahan berupa larutan yang dibuat tersangka dan labelnya.
Pewarta: Wisnu Adhi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016