Minsk (ANTYARA News) - Polisi Belarus membubarkan demonstrasi resmi pertama dalam beberapa tahun ini yang dilakukan ribuan penentang Presiden Aleksander Lukashenko, kata laporan-laporan, Minggu.
Menurut beberapa saksi mata, pasukan keamanan khusus berseragam hitam yang menggunakan pentungan dan melakukan pemukulan mengusir paksa demonstran dari Lapangan Oktober di pusat kota Minsk.
Kelompok-kelompok demonstran mundur ke jalan-jalan samping dan gang-gang sekitar lapangan itu dan kemudian berkumpul lagi dan beberapa kali berusaha bergerak ke bangunan-bangunan pemerintah di pusat kota tersebut.
Kelompok-kelompok lain oposisi, terutama mahasiswa dan pemuda, berkumpul di tangga-tangga bangunan pemerintah di lingkungan itu dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah, sebelum mereka diburu oleh polisi yang datang ke lokasi tersebut.
Kantor Berita Interfax mengutip kepala kepolisian kota itu Anatoly Kuleskov yang mengatakan, sejumlah orang ditangkap dalam insiden tersebut.
Demonstrasi itu telah memperoleh izin. Namun, pawai itu tidak diperbolehkan berpindah dari sebuah rute yang telah disetujui pihak berwenang.
Demonstran membawa puluhan bendera bersejarah merah-putih Belarus -- yang merupakan tantangan terbuka terhadap pemerintah Belarus, yang kini masih menggunakan bendera nasional merah-hijau era Uni Sovyet.
Pemimpin oposisi Aleksander Milinskevich termasuk diantara demonstran, dan dalam penentangan terhadap polisi, ia mengumumkan niatnya untuk memimpin pawai itu ke arah yang dilarang pihak berwenang kota tersebut. Belum jelas apakah ia termasuk diantara orang-orang yang ditangkap.
Para duta besar dari Jerman, Perancis, Lithuania, Latvia, Estonia, Slovakia dan AS -- semua negara yang memiliki hubungan buruk dengan Lukashenko -- berada di pusat kota tersebut selama kejadian-kejadian itu.
Ratusan orang ditangkap pada protes tahun lalu dalam apa yang disebut oposisi sebagai Hari Kebebasan, yang merupakan peringatan deklarasi negara Belarus pertama.
Para pendukung oposisi Belarus turun ke jalan-jalan pada Senin untuk memprotes pemilihan kembali Presiden Aleksander Lukashenko setahun lalu.
Sejumlah besar polisi membubarkan demonstrasi ilegal yang hanya diikuti puluhan orang itu, kata Interfax.
Setelah perubahan konstitusi yang konstroversial, Lukashenko terpilih kembali untuk masa jabatan ketiga dengan memperoleh suara mayoritas besar pada 19 Maret 2006, demikian laporan DPA. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007