Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso di Jakarta, Selasa, mengatakan proyek itu tetap akan dikerjakan dengan skema pengembang swasta (Independent Power Producer/IPP).
"Tapi, bentuknya nanti kerja sama (antara anak perusahaan PLN dengan swasta)," katanya.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan perusahaan mempunyai cukup dana untuk membangun proyek PLTU yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp40 triliun.
"Dana tidak masalah. Kami ada," katanya.
Berdasarkan revaluasi, menurut dia, aset PLN tercatat sekitar Rp850 triliun.
Dengan demikian, ia melanjutkan, PLN bisa meminjam tiga kali lipat dari itu atau sekitar Rp2.000 triliun.
"Besar sekali kemampuan kami, sehingga tidak masalah kalau PLTU itu dibangun sendiri," kata Sofyan.
Sebelumnya, PLN telah membatalkan lelang IPP untuk proyek PLTU Jawa 5 karena dinilai terdapat kejanggalan.
Lelang diikuti enam peserta, dengan tiga di antaranya memasukkan penawaran. Peserta yang dinyatakan lolos sebagai calon pemenang adalah konsorsium China Oceanwide Holding, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dan Shanghai Electric Power Corporation (SEPC).
Sementara, peserta lain adalah konsorsium PT Sumber Segara Primadaya (SSP), China Nuclear Engineering Group Corporation Ltd (CNEC), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Pada saat penawaran harga, Konsorsium Oceanwide menawarkan harga listrik 4,5 sen dolar AS per kilo-Watt hour (kWh), sedangkan konsorsium SSP mengajukan 5,4 dolar sen per kWh.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016