Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (ANTARA News) - Pemerintah Iran menolak tuntutan berulang-ulang dari Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan aktivitas pengayaan uranium, setelah badan yang beranggotakan 15 negara itu memberlakukan sanksi-sanksi senjata dan keuangan, Minggu. Pada saat yang sama negara-negara besar, yang menyusun resolusi itu, segera menawarkan perundingan baru dan mengulangi kembali tawaran mereka bagi paket insentif ekonomi dan teknologi, demikian laporan Reuters. Tapi, sanksi-sanksi itu akan tetap berlaku sampai Iran menghentikan aktivitas pengayaan uranium dan pengolahan bahan bakar nuklir, yang dapat digunakan untuk membuat sebuah bom atom atau untuk pembangkit listrik. Menlu Iran, Manouchehr Mottaki , yang melakukan jumpa pers, Minggu, mengemukakan kepada Dewan Keamanan setelah pemungutan suara itu bahwa pihaknya telah diperlakukan secara kejam dan dimanipulasi oleh sejumlah anggota dewan untuk mengambil "tindakan yang tidak dapat dibenarkan" terhadap program nuklir Iran untuk tujuan damai itu. "Saya menegaskan pada anda bahwa tekanan dan intitimidasi tidak akan dapat mengubah kebijakan Iran," katanya. "Penundaan bukan satu pilihan atau satu solusi." "Dunia harus tahu bahwa walaupun sanksi politik dan ekonomi yang paling keras atau ancaman-ancaman lain terlalu lemah untuk memaksa rakyat Iran melepaskan tuntutan hukum dan sah mereka," kata Mottaki. Ketentuan-ketentuan utama resolusi itu melebihi lingkup nuklir dengan melarang ekspor Iran atas senjata-senjata konvensional dan membekukan asset-asset keuangan di luar negeri bagi 20 individu Iran dan masyarakat , termasuk Bank Sepah, dan para komandan Pengawal Revolusi , termasuk mereka yang terlibat mendukung gerakan militer di luar negeri. Tindakan-tindakan baru itu adalah kelanjutan sebuah resolusi yang disetujui 23 Desember yang melarang perdagangan dalam bahan-bahan nuklir yang sensitif dan rudal-rudal balistik serta juga membekukan asset=asset individu-individu dan institusi-institusi yang terlibat dalam program atom itu. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (EU) Javier Solana mengemukakan kepada wartawan di KTT EU di Berlin, ia akan menghubungi Ali Larijani, perunding utama Iran mengenai masalah nuklir, Minggu " untuk menjajaki apakah kita dapat menemukan satu jalan bagi perundingan". Ketika ditanya apakah penahanan 15 personil Angkatan Laut Inggris oleh Iran, Jumat meningkatkan ketegangan, Solana mengatakan: "Saya kira ini harus dibicarakan satu perssatu , ini adalah tanggungjawab bilateral Iran dan Inggris." Inggris meminta akses ke 15 pelaut itu, Minggu dan menegaskan mereka berada di perairan Irak, bukan di Iran. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007