"Kalau kita lihat kemarin (Jumat, 24/6), begitu ada quick count referendum Inggris yang menunjukkan keluar pasar turun, namun kembali rebound dan hanya melemah sebesar 0,8 persen. Dan coba bandingkan dengan negara lain, ternyata ada yang jauh turunnya dibandingkan IHSG," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida di Jakarta, Senin.
Dalam catatan BEI akhir pekan lalu (24/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia sempat tergerus 2,4 persen. Namun, perlahan IHSG mulai terangkat dan akhirnya hanya ditutup turun 0,81 persen ke level 4.834,56. Investor asing mencatatkan pembelian bersih (foreign net buy) sebesar Rp587,8 miliar.
Sementara pada awal pekan ini (Senin, 27/6), IHSG BEI dibuka melemah sebesar 30,52 poin atau 0,63 persen menjadi 4.804,05. Nurhaida menilai investor sedang melakukan penyesuaian terhadap aset portofolio sahamnya.
"Dampaknya hari ini masih terasa. Barangkali investor sedang adjust portfolionya, kita lihat lagi perkembangannya nanti seperti apa," katanya.
Nurhaida mengatakan bahwa pihaknya juga siap melakukan komunikasi dalam forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mengantisipasi pengaruh dari sentimen Brexit agar tidak mempengaruhi sistem keuangan Indonesia. Selain OJK, anggota KSSK yang lain adalah, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Kami harus mengantisipasi dan mencegah (Brexit) dari mempengaruhi sistem keuangan kami. Forumnya sudah ada, jadi tinggal dikomunikasikan saja," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016