... dia bisa saja membunuh satu generasi. Kalau pun enggak seumur hidup yang penting lama, kalau sempat keluar jadi tahanan kota, pokoknya hidupnya dibikin ribet...
Jakarta (ANTARA News) - Praktik peredaran vaksin palsu untuk bayi meresahkan sebagian besar warga, sebagaimana pada Aulia Nourma Putri (25), ibu dari Alaric Pawla Kindi yang baru berusia tiga minggu itu mengaku khawatir sekaligus prihatin dengan kejadian tersebut.
"Sedih dan khawatir juga. Mereka tidak hanya merugikan tapi membahayakan, apalagi yang menjadi korban anak bayi, jahat banget," kata dia, kepada ANTARA News, Senin.
Hal senada juga disampaikan Deny Yuliansari (28) yang baru saja melahirkan Aisyah Malikah, Jumat lalu, terlebih dia berdomisili di Bekasi, lokasi dibekuknya pasutri yang diduga pelaku praktik peredaran vaksin palsu.
Meski demikian, mau tidak mau, Deny memutuskan untuk tetap memberikan vaksin kepada Malikah, yang telah menjalani vaksinasi Polio dan Hepatitis.
"Resah, tapi kalau tidak divaksin juga bahaya, dan kalau vaksin sembarangan juga malah semakin mengkhawatirkan," ujar dia.
"Tapi dokter anak meyakinkan kalau Rumah Sakit ambil dari distributor resmi yang ditunjuk, jadi insha Allah aman," lanjut dia.
Tidak hanya meresahkan para ibu, vaksin palsu juga meresahkan ayah. Karyawan swasta, Herman (30), mengaku khawatir vaksinasi yang telah dilakukan anaknya, Deniz Rafa Hamizan (3), selama ini palsu.
"Bingung juga enggak tau apa vaksin yang ke anak saya asli apa palsu. Kalau palsu harus diulang semuanya," kata dia.
Masyarakat berharap para pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya sesuai kejahatannya.
"Penjara lama, soalnya dia bisa saja membunuh satu generasi. Kalau pun enggak seumur hidup yang penting lama, kalau sempat keluar jadi tahanan kota, pokoknya hidupnya dibikin ribet," ujar Deny.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016