Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta turun 74 poin menjadi Rp13.465 per dolar AS pada Senin pagi.
"Sentimen Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) kembali mendorong aksi jual aset berisiko dan meningkatkan permintaan aset safe haven seperti dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Ia mengatakan sentimen Brexit yang juga berdampak pada penurunan harga komoditas, menambah risiko nilai tukar mata uang komoditas terhadap dolar AS tertekan.
Namun, ia menjelaskan, fokus pelaku pasar uang yang mulai beralih ke pengesahan undang-undang pengampunan pajak serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 dapat menjadi sentimen positif bagi pasar uang di dalam negeri.
"Sentimen positif kesepakatan tersebut berpeluang mengembalikan risk appetite terhadap aset berdenominasi rupiah yang lebih dini pasca-shock yang bersumber dari Brexit," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan sentimen Brexit menambah ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk Indonesia, mengingat rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed fund rate) masih belum jelas.
Kendati demikian, ia yakin dampak negatif dari Brexit tidak terlalu besar bagi Indonesia dan peluang rupiah kembali menguat masih terbuka, apalagi fundamental ekonomi Indonesia masih baik.
"Pelaku pasar akan menyesuaikan posisi rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi domestik," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016