"Informasi meninggalnya Bung Lex saya terima langsung dari Usi Poppy (istri Alex)," kata Roery Moenandar, adik ipar Litaay, yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Minggu malam.
Moenandar mengaku, dua jam lalu menerima hubungan telepon jarak jauh dari kakak perempuannya, Maureen Littay M, yang akrab disapa Usi Poppy, mereka sempat mengikuti ibadah di salah satu gereja setempat, Minggu pagi waktu Kroasia.
Tetapi setelah selesai mengikuti ibadah minggu dan pulang ke kediaman, almarhum Litaay mengeluh sakit karena penyakit yang dia derita mendadak kambuh sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Bung Lex akhirnya meninggal saat sedang ditangani dokter di rumah sakit itu," ujar Moenandar, yang tidak menyebutkan nama rumah sakit tempat Litaay dirawat.
Litaay juga pernah menjadi lingkar inti Megawati Soekarnoputri saat dia menjadi sekretaris jenderal PDI Perjuangan, partai politik yang kemudian mengusung Jokowi ke kursi kepresidenan kini.
Pada masa kepengurusan dia di PDI Perjuangan itu, banyak tekanan dan dinamika penting politik nasional terjadi termasuk reformasi dengan PDI Perjuangan sebagai salah satu pendulum.
Banyak kalangan menilai Bung Lex --panggilan dia-- memainkan peran penting di balik semua itu namun dia memilih tidak terlalu banyak tampil.
Ditanya rencana pemakaman maupun pemulangan jenazah Litaay itu, Moenandar belum tahu.
"Soal rencana pemulangan jenazah ke Tanah Air maupun pemakaman, saya belum mengetahuinya karena belum menerima informasi terbaru. Beta (saya) masih terus melakukan komunikasi tentang hal itu," katanya.
Dia mengaku, saat ini sedang berkumpul bersama keluarga besarnya, di rumah duka di kawasan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, untuk melakukan ibadah.
"Katong (kami) keluarga besar Moenandar-Maspaitella sedang berkumpul di rumah di Karang Panjang untuk ibadah. Nanti selesai ibadah dan kalau ada informasi terbaru akan beta sampaikan," ujarnya.
Rumah di kawasan Karang Panjang merupakan tempat tinggal keluarga dan orangtua istri Litaay itu. Rumah tersebut juga sering ditempati almarhum Alex Litaay saat sedang berkunjung ke Ambon.
Litaay baru dilantik Jokowi sebagai duta besar Indonesia untuk Kroasia dan berkedudukan di Zagreb bersama dengan 12 duta besar lain, pada 13 Januari 2016.
Litaay lahir di Kota Ambon pada 1 Oktober 1948, putra pasangan Mezaac J Litaay dan Marthina Hobertina Toisutta itu, dikenal sebagai politisi flamboyan yang tidak ambisius untuk mendapat posisi kunci di pemerintahan.
Lebih dari 14 tahun Litaay menjadi anggota DPR mewakili Papua dan Maluku.
Dia juga tercatat sebagai putra Maluku pertama yang menjabat sekretaris jenderal PDI Perjuangan pada era Orde Baru dan era reformasi, yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
Ditanya rencana pemakaman maupun pemulangan jenazah Litaay itu, Moenandar belum tahu.
"Soal rencana pemulangan jenazah ke Tanah Air maupun pemakaman, saya belum mengetahuinya karena belum menerima informasi terbaru. Beta (saya) masih terus melakukan komunikasi tentang hal itu," katanya.
Dia mengaku, saat ini sedang berkumpul bersama keluarga besarnya, di rumah duka di kawasan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, untuk melakukan ibadah.
"Katong (kami) keluarga besar Moenandar-Maspaitella sedang berkumpul di rumah di Karang Panjang untuk ibadah. Nanti selesai ibadah dan kalau ada informasi terbaru akan beta sampaikan," ujarnya.
Rumah di kawasan Karang Panjang merupakan tempat tinggal keluarga dan orangtua istri Litaay itu. Rumah tersebut juga sering ditempati almarhum Alex Litaay saat sedang berkunjung ke Ambon.
Litaay baru dilantik Jokowi sebagai duta besar Indonesia untuk Kroasia dan berkedudukan di Zagreb bersama dengan 12 duta besar lain, pada 13 Januari 2016.
Litaay lahir di Kota Ambon pada 1 Oktober 1948, putra pasangan Mezaac J Litaay dan Marthina Hobertina Toisutta itu, dikenal sebagai politisi flamboyan yang tidak ambisius untuk mendapat posisi kunci di pemerintahan.
Lebih dari 14 tahun Litaay menjadi anggota DPR mewakili Papua dan Maluku.
Dia juga tercatat sebagai putra Maluku pertama yang menjabat sekretaris jenderal PDI Perjuangan pada era Orde Baru dan era reformasi, yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016