Kudus (ANTARA News) - Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bekerja sama dengan PAC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar kompetisi musik tongtek di bulan Ramadhan untuk melestarikan musik tradisional itu.
Kompetisi musik tongtek tersebut, dipusatkan di Lapangan Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus yang digelar Sabtu (25/6) usai Shalat Tarawih atau sekitar pukul 20.30 WIB.
Menurut Ketua Panitia Festival Musik Tongtek Ramadhan Eko Budi Setiawan, kegiatan lomba musik tongtek itu dalam rangka membangkitkan kembali musik tradisional yang biasanya untuk membangunkan umat muslim saat waktu sahur di bulan Ramadhan.
Seiring perkembangan zaman, menurut dia, kebiasaan membangunkan umat muslim dengan musik tongtek yang biasanya dibunyikan sambil keliling kampung itu, kini mulai ditinggalkan dan jarang sekali terdengar lagi musik tradisional tersebut di waktu sahur.
Selain bertujuan untuk memeriahkan bulan suci Ramadhan, kata dia, lomba tongtek ini juga bertujuan untuk melestarikan musik tradisional tersebut agar tetap terdengar di setiap bulan puasa.
Festival Tongtek Ramadhan, dikemukakannya, merupakan yang pertama digelar sambil menunggu respons masyarakat.
"Jika mendapatkan respons positif, maka tentunya akan menjadi agenda rutin setiap tahun, sekaligus untuk mendorong masyarakat untuk kembali menghidupkan musik tradisional yang sering terdengar di bulan puasa tersebut," ujarnya.
Nantinya, ia menyatakan, lomba tongtek bisa dibuat lebih meriah dengan peserta dari semua kecamatan di Kabupaten Kudus.
Untuk saat ini, pesertanya terbatas dari Kecamatan Jati dengan jumlah peserta sebanyak 35 grup tongtek dengan jumlah personel masing-masing grup berkisar 10-15 orang.
"Peserta yang tampil kreatif dan kompak sepanjang rute perjalanan yang dimulai dari lapangan hingga Masjid Wali yang berjarak sekitar satu kilometeran serta menampilkan ciri khas musik tongtek, berpeluang mendapatkan juara," ujarnya.
Peserta terbaik, dijelaskannya, akan mendapatkan uang pembinaan dengan nominal mencapai Rp1,5 juta.
Pembina Banser Kabupaten Kudus Akhwan Sukandar menyatakan dukungannya terhadap fertival musik tongtek yang bertujuan untuk melesrarikan musik tradisional yang sebelumnya sering terdengar di bulan puasa untuk membangunkan umat muslim saat waktu sahur.
"Musik tradisional tersebut perlu dibangkitkan kembali dan jangan sampai tenggelam karena perkembangan zaman yang semakin modern," ujar politisi dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) tersebut.
Salah seorang pemuda Masjid Al-Ikhsan Getaspejaten, Kecamatan Jati, Ali Mian mengakui, secara umum musik tongtek memang mulai jarang terdengar di saat bulan puasa.
Hanya saja, kata dia, remaja di masjid Al-Ikhsan masih kerap bermain musik tongtek untuk membangunkan umat muslim di sekitar kawasan masjid untuk sahur.
Adanya festival tongtek ini, dia mengaku, mendukung karena bisa memotivasi kalangan remaja untuk kembali membangkitkan musik tradisional tersebut.
Sejumlah grup tongtek terlihat ada yang tampil kompak meskipun alat musik yang digunakan tergolong sederhana, yakni tongtek dari bambu dipadu dengan alat musik dari botol sirup bekas, galon air mineral serta jerigen.
Peserta lomba tongtek tersebut juga berasal dari berbagai kalangan mulai usia anak hingga tua ikut memeriahkan.
Ribuan warga tampak memadati sepanjang rute perjalanan yang dilalui peserta lomba untuk menyaksikan tontonan yang jarang mereka lihat di bulan puasa.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016