Balikpapan (ANTARA News) - Sebanyak lima dari enam anak buah kapal (ABK) tugboat (TB) Charles yang tersisa menjalani pemeriksaan kesehatan di markas Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu.
Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, para ABK kemudian dikumpulkan untuk dimintai keterangan bersama-sama.
"Kondisi mereka cukup baik. Tidak ada bekas penganiayaan bekas luka atau memar," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Balikpapan Letnan Kolonel Laut (P) Luhut Siagian.
Keterangan Danlanal berdasar hasil pemeriksaan dokter Lanal Balikpapan, Letnan Dua Laut dr Nopial Ade Chandra. Selama sekitar setengah jam, dr Nopial memeriksa seluruh ABK di Balai Kesehatan Lanal Balikpapan.
"Yang diperiksa adalah tekanan darah, suhu tubuh, denyut jantung yang terasa pada nadi, dan pernapasan," rinci dr Nopial. Turut di cek pula sekujur tubuh para ABK, dari ujung kepala hingga jari-jari kaki, untuk mendapati tanda-tanda kekerasan.
Kendati demikian, menurut dokter Nopial, beberapa ABK mengalami gejala trauma seperti tidak fokus saat diajak bicara.
"Nanti juga sembuh sendiri, seiring dengan waktu berlalu," jelas dr Nopial.
Sebelumnya TB Charles yang ditunggu sepanjang Jumat malam dan Sabtu dinihari 25/6 akhirnya merapat ke Pelabuhan Semayang, Balikpapan, pukul 08.58 Waktu Indonesia Tengah.
Kapal milik perusahaan pelayaran (PP) Rusiana di Samarinda itu itu melaju dengan kecepatan 6-8 knot sepanjang malam hingga baru tiba di Pelabuhan Semayang pagi Sabtu.
TB Charles mengalami naas di Laut Sulu, Filipina Selatan, pada Selasa 21 Juni. Saat berlayar menarik kembali tongkang Robby kembali ke Indonesia, 7 dari 13 awaknya disandera dan diculik kelompok bersenjata asal Filipina. Kapal dikejar dan dihentikan para pria bersejata api laras panjang di tengah laut.
Para gerombolan bersenjata itu menahan kapten kapal Ferry Arifin, kepala kamar mesin M Mahbrur Dahri, serta masinis pertama Edi Suryono. Mereka kemudian menambah sandera dengan juga menculik mualim satu Ismail, masinis ketiga M Nasir, oil man atau pembantu kamar mesin M Sofyan, serta jurumudi Robin Piter.
Dari sumber di Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Kaltim, yang mengutip penuturan mualim satu Andi Wahyu, setelah menahan kapten kapal dan 2 orang lainnya, juga memutuskan tali pengikat tongkang Robby, para bajak ini sudah meninggalkan kapal.
Namun 10 awak yang tinggal memutuskan untuk mengejar, sehingga membuat para penculik bereaksi dengan kembali ke kapal dan menambah jumlah sandera orang lagi.
"Jadi seluruhnya mereka menyandera 7 orang," kata Danlanal Luhut Siagian.
Keenam ABK yang tersisa menjalankan kapal kembali ke Indonesia, diantaranya mualim dua Andi Wahyu, masinis empat Syahril, juru mudi Reigar Lahiwu, juru mudi Albertus Temu Slamet, juru mudi Rudi Kurniawan, dan juru masak Agung E Saputra. Mereka tiba di Pelabuhan Semayang di Balikpapan pada Sabtu pagi dengan pengawalan 2 kapal perang TNI AL.
"Kedua kapal perang yaitu KRI Sidat 851 dan KRI Multatuli 561, mengawal sejak TB Charles masuk perairan Indonesia," demikian Danlanal Balikpapan.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016